Analisis Data DEM untuk Hidroponik Presisi: Menemukan Lokasi Penyinaran Matahari yang Optimal (Studi Kasus: Rooftop di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda)

Authors

  • F. V. Astrolabe Sian Prasetya Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
  • Nia Kurniadin Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
  • Feri Fadlin Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Keywords:

sunlight duration, smart farming, rooftop, hillshade, weighted sum

Abstract

Pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur yang sangat cepat dan juga pelaksanaan kegiatan pertanian di Kalimantan Timur yang relatif rendah menimbulkan permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat di Kalimantan Timur. Dalam usaha meningkatkan pelaksanaan kegiatan pertanian di Kalimantan Timur, perlu dilakukan pertanian skala mikro, yaitu dengan melakukan pertanian hidroponik dengan memanfaatkan lahan kosong di atas gedung (rooftop). Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pertanian mikro tersebut, perlu memperhatikan lama penyinaran matahari pada lokasi pertanian tersebut. Dengan berkembangnya teknologi GIS dan Remote Sensing, hal ini dapat memungkinkan untuk dilakukan kajian penentuan lokasi yang optimal untuk pertanian pintar (smart farming) hidroponik, khususnya pada parameter lama penyinaran matahari di lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Salah satu data spasial yang dapat digunakan dalam kajian ini adalah data Digital Elevation Model (DEM) dari pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV). Berbagai metode analisis spasial dapat diterapkan untuk dapat mengekstraksi nilai lama penyinaran matahari pada suatu lokasi, salah satunya adalah penentuan area bayangan sinar matahari (Hillshade) dan teknik penjumlahan dengan pembobotan (Weighted Sum). Hasil Dari penelitian ini didapatkan bahwa ada 3 Gedung yang memiliki kriteria cocok sebagai rencana lokasi hidroponik, yaitu antara lain: a) Gedung I, dengan luas 172.5 m2 dan lama penyinaran maksimal 12 jam/hari; b) antara GedungG dan H, dengan luas 130 m2 dan lama penyinaran maksimal 12 jam/hari; serta Gedung E, dengan luas 737,49 m2 dan lama penyinaran maksimal 12 jam/hari. Dari hasil kajian dimana didapatkan area yang sesuai dan memiliki lama penyinaran matahari yang optimal di lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, memberikan gambaran bagi pelaku pertanian, baik dosen maupun mahasiswa, dapat mengembangkan pertanian pintar hidroponik pada lokasi rooftop tersebut. Selain itu penelitian ini dapat tingkatkan lebih lanjut untuk mengkaji lokasi yang optimal untuk produksi daya mandiri (Panel Surya) sebagai supply daya pada kebutuhan pertanian pintar hidroponik selanjutnya.

Author Biographies

Nia Kurniadin, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Program Studi Teknologi Rekayasa Geomatika dan Survei, Jurusan Teknik dan Informatika

Feri Fadlin, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Program Studi Teknologi Rekayasa Geomatika dan Survei, Jurusan Teknik dan Informatika

References

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. (2020). Potret Sensus Penduduk 2020 Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Timur: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

Gusira, G., Sudarto dan Putra, A. N. (2021). Pengaruh Lama Penyinaran Matahari Terhadap Potensi Produksi Padi Berdasarkan Analisis Spasial Di Kabupaten Malang Universitas Brawijaya, Malang. Tanah dan Sumber Daya Lahan, 51-60.

Hamdi, S. (2014). Mengenal Lama Penyinaran Matahari Sebagai Salah Satu Parameter Klimatologi. Berita Dirgantara, 15 No.1, 7-16.

Hamdi, S., & Sumaryati. (2020). Pola Lama Penyinaran Matahari Dalam 20 Tahun Pengamatan Di Sumedang. Sains Dirgantara, 17 No. 2, 81-94.

Kuruseng, H., & Rahim, M. R. (2016). Penentuan Jenis Kondisi Luminansi Langit dengan Rasio Awan dan Data Lama Penyinaran Matahari di Makasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makasar. JPE, 20 no.1 57-63.

Previansari, D., Sukmono, A., Firdaus, H. S. (2020). Analisis Pengaruh Relief dan Arah Sinar Matahari Terhadap Kesesuaian Lahan Tembakau Berbasis Pemodelan Geospasial 3-Dimensi di Gunung Sindoro. Semarang: Jurnal Geodesi Undip.

Trisakti, B. (2010). Pengembangan Metode Ekstraksi DEM ( Digital Elevation Model ) dari Data ALOS PRISM . LAPAN.

Yuggotomo, M. E., Gusmayanti, E., & Kusnandar, D. (2020). Perubahan Lama Penyinaran Matahari Tahun 1990-2019 Di Kalimantan Barat Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura, Pontianak. Meterologi klimatalogi dan Geofisika, 7 no. 3 58-65.

Winarno, G. D., Harianto, S. P., & Santoso, T. (2019). Klimatalogi Pertanian. Bandar Lampung: Pusaka Media

Published

2024-06-19

Issue

Section

Articles