PEMBUATAN PETA BATHYMETRI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT FORMOSAT 2 DI KEPULAUAN SERIBU

Authors

  • Munawar Kholil Departemen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Bangun Muljo Sukojo Departemen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Yudi Wahyudi Departemen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Agung Budi Cahyono Departemen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Keywords:

Remote Sensing, Citra FORMOSAT 2, Pemetaan Bathymetri Perairan Dangkal

Abstract

Pemetaan bathymetri perairan dangkal untuk wilayah pesisir yang memiliki berbagai ekosistem di dalamnya adalah kegiatan yang tidak mudah dilakukan, karena sangat berbahaya (dangkal) dan kondisi substrat (tekstur) dasarnya tidak beraturan. Dengan kondisi seperti itu maka pemetaan perairan dangkal dengan metode konvensional, akan memakan waktu dan biaya yang sangat tinggi. Teknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) memberikan peluang untuk pemetaan bathymetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang belum ada data atau daerah yang berubah secara cepat. Keuntungan lain dari teknologi ini yaitu dapat dilakukan revisi pemetaan perairan dangkal dengan cepat dan mudah setiap saat, karena menggunakan citra satelit resolusi tinggi seperti FORMOSAT 2 yang mempunyai variasi temporal 1 hari.

Data citra didapatkan dari Laboratorium Penginderaan Jauh Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (TISDA) – BPPT Jakarta, dengan lokasi studi di wilayah perairan dangkal sekitar gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengolahan data meliputi restorasi citra, transformasi dengan metode DOP (Depth Of Penetration) dan algoritma Jupp (1988) pada Software Bilko, klasifikasi unsupervised dengan Software ER Mapper 7.1, pengambilan data lapangan (groundtruth) dengan GPS dan Echosounder, koreksi pasut, dan reklasifikasi citra (supervised).

Hasil yang didapatkan berupa peta bathymetri perairan dangkal gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta skala 1 : 8.000 dari perbandingan antara data citra satelit dengan data lapangan, yang dianalisa dengan data peta lainnya yang mendukung, serta telah teruji secara statistik melalui Confusion Matrix dengan nilai Producer Accuracy (PA), User Accuracy (UA), Overall Accuracy (OA) sebesar 99.877 %, koefisien Kappa (0.996), dan kesalahan RMS total 0.465 dan rata-rata 0.036 dalam koreksi geometrik dengan titik GCP di lapangan yang memenuhi toleransi.

References

Benny, A.H., and Dawson., G.J., 1983, Satellite imagery as an aid to bathymetric charting in the Red Sea. The Cartographic Journal 20 (1): 5-16.

Cahyono, Agung B. 2006. Modul Praktikum Penginderaan Jauh II. Program Studi Teknik Geomatika ITS, Surabaya.

Chen,L.C., dkk., 2005. Rigorous Georeferencing for Formosat-2 Satellite Images by Least Squares Collocation. Center for Space and Remote Sensing Research National Central University, Taiwan.

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gonzalenz, Rafael C, Wintz Paul. 1977. Digital Image Processing. Addison Wesley Publishing Company, New York.

Jensen, John R. 1996. Introductory Digital Image Processing A remote Sensing Perspective, Prentice Hall Series in Geographic Information Science. New Jersey : Prentice Hall.

Jupp, D.L.B., 1988, Background and extensions to depth of penetration (DOP) mapping in shallow coastal waters. Proceedings of the Symposium on Remote Sensing of the Coastal Zone, Gold Coast, Queensland, September 1988, IV.2.1-IV.2.19.

Jupp, D.L.B., Mayo, K.K., Kuchler, D.A., Classen, D van R., Kenchington, R.A. and Guerin., P.R.,1985, Remote sensing for planning and managing the Great Barrier Reef Australia.

Photogrammetrica 40: 21-42.

Lillesand T.M., and Kiefer R.W. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition, John Wiley & Sons, New York.

Lyzenga, D.R., 1981. Remote Sensing of Bottom Reflectance and Water Attenuation Parameters in Shallow Water Using Aircraft and Landsat Data. International Journal Remote Sensing. Volume 2, No. 1, 71-72.

Lyzenga, D.R., 1978, Passive remote sensing techniques for mapping water depth and bottom features. Applied Optics 17: 379-383.

Lyzenga, D.R., 1985, Shallow water bathymetry using a combination of LIDAR and passive multispectral scanner data. International Journal of Remote Sensing 6: 115-125.

Pirazzoli, P.A., 1985, Bathymetry mapping of coral reefs and atolls from satellite. Proceedings of the 5th International Coral Reef Congress, Tahiti, 6: 539-545.

Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. PT Grasindo, Jakarta.

Van Hengel, W. and Spitzer, D., 1991, Multi-temporal water depth mapping by means of Landsat TM. International Journal of Remote Sensing 12: 703-712.

Wouthuyzen, Sam, 2001. Pemetaan Perairan Dangkal Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat-5 TM Guna Dipakai Dalam Pendugaan Potensi Ikan Karang : Suatu Studi di Pulau-Pulau Padaido. Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.

Zainal, A.J.M., Dalby, D.H., and I.S. Robinson., 1993, Monitoring marine ecological changes on the east coast of Bahrain with Landsat TM. Photogrammetric Engineering and Remote Sensing 59 (3): 415-421.

http://www.noc.soton.ac.uk/bilko/regus/index.php Dikunjungi pada tanggal 10 Juni 2007 jam 13.30.

Downloads

Published

2024-07-02

How to Cite

Kholil, M. ., Sukojo, B. M. ., Wahyudi, Y. ., & Cahyono, A. B. . (2024). PEMBUATAN PETA BATHYMETRI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT FORMOSAT 2 DI KEPULAUAN SERIBU. GEOID, 3(2), 111–119. Retrieved from https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1232

Issue

Section

Articles