ANALISA ZONASI LAHAN KOSONG PADA KAWASAN PEMUKIMAN DAN INDUSTRI DITINJAU DARI ASPEK FISIK MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS TAHUN 2010 (Studi Kasus : Unit Pengembangan X Wiyung Surabaya)
Keywords:
lahan kosong, RDTRK, unit pengembangan, ALOSAbstract
Lahan kosong di perkotaan merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Keberadaan lahan kosong ternyata menimbulkan persoalan-persoalan yang serius diperkotaan. Lahan kosong dapat mendorong peningkatan harga lahan secara cepat karena kesediaan lahan menjadi berkurang sedangkan permintaan akan lahan terus bertambah. Wilayah Unit Pengembangan X Wiyung yang terdiri dari Kecamatan Wiyung, Kecamatan Lakarsantri dan Kecamatan Karang Pilang, Surabaya yang menjadi arahan pengembangan kawasan permukiman, dan industri menurut Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan X Wiyung Surabaya.Analisa lahan kosong pada wilayah tersebut untuk memaksimalkan potensi lahan kosong sesuai dengan kebutuhan, arahan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan X Wiyung Surabaya, dengan memanfaatkan data citra satelit ALOS tahun 2010. Hasil analisa tutupan lahan diperoleh 4 kelas yaitu badan air, ladang, pemukiman, dan sawah. Pada Unit Pengembangan X Wiyung memiliki lahan kosong yang terdiri dari sawah dan ladang yang terdapat di kawasan tersebut yang belum dimanfaatkan sesuai arahan RDTRK sebesar 1631.486 Ha. Sedangkan pada kawasan industri, Lahan kosong yang terdapat di kawasan tersebut yang belum dimanfaatkan sesuai arahan RDTRK sebesar 77.052 Ha.
References
Ardhiaty, L Niken. 2002. Konsep Penerapan Insentif Deisntif Untuk Penanganan Lahan Kosong . Tugas Akhir, Departemen Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung.
Ariastita, G.P. Dan navastara. A.M. 2009. Buku Ajar Tata Guna Dan Pengembangan Lahan. Surabaya : Program Studi Perncanaan Wilayah Dan Kota. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Ariastita, G.P. 2004. Lahan kosong : Potensi Konflik Pertanahan Di Perkotaan Dan Resolusinya, Surabaya
Atmapradana, Tedi. 2010. Evaluasi Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya Unit Pengembangan (UP) Satelit Menggunakan Citra Satelit Quickbird. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika ITS.
Bourne, S Larry.1982. Internal Structure Of The City. Oxford University Press, Washington.
Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori Dan Aplikasinya Dalam Bidang Pengindraan Jauh. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Darin-Drabkin, Haim. 1977. Land Policy and Urban growth. Pergamon Press.
Direktorat Jendral Penataan Ruang. 2008. Modul Terapan. Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Ginarjar, W.R. 2010. Klasifikasi Perubahan Lahan Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya Unit Pengembangan (UP) VIII Satelit Dengan Menggunakan Citra Satelit Quickbird. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika ITS.
Hallet, graham. 1979. Urban Land Economic. London. The Macmillan Press ltd.
Johara, T, J. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, Dan Wilayah, Bandung, ITB.
Kivell, Philip.1993. Land And The City Pattern And Processes Of Urban Change. Routledge, New York.
Lillesand, T. M., And Kiefer, R.W. 1994. Remote Sensing And Image Interpretastion. Jhon Wiley & Son inc, New York.
Pemerintah Kota Surabaya, 2005. Naskah Raperda RTRW Revisi Edisi 20-11-2005, Hasil Pembahasan Pansus RTRW November 2005. Pemerintah kota surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya, 2009. Laporan Akhir Rencana. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan (UP) X Wiyung. Badan Perencanaan Dan Pembangunan Kota (BAPPEKO) Surabaya.
Purwadhi, S.H. 2001. Interpretasi Citra Digital. Gramedia Widiasarana Indonesia. Yogyakarta.
Prahasta, E. 2001. Sistem Informasi Geografi. Edisi Revisi, Cetak Kedua. C.V. Informatika : Bandung.
Undang-Undang no. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
http://www.eorc.jaxa.jp dikunjungi pada tanggal 28 agustus 2012 jam 19.30 WIB