PENGGUNAAN SECONDARY SURVEILLANCE RADAR UNTUK PENENTUAN POSISI PESAWAT UDARA
Keywords:
navigasi, pesawat udara, radar, secondary surveillance radarAbstract
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan pertumbuhan demografi yang sangat pesat, hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke-empat di dunia. Pesawat udara merupakan alat transportasi yang paling efektif dalam mendukung mobilitas penduduk.
Navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta. Navigasi ini dilakukan pada pesawat udara yang dipandu dari darat melalui sinyal yang dipancarkan oleh instrumen terpasang pada menara (ground base) maupun sinyal dari satelit (satellite base).
Dalam navigasi ada beberapa macam radar yang umum digunakan yaitu Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR).Kedua jenis radar baik PSR maupun SSR mempunyai cara kerja berbeda. Pada PSR sifatnya aktif dan pesawat yang ditargetkan sifatnya pasif.Karena PSR hanya menerima pantulan gelombang radio dari refleksi pesawat tersebut (echo).Sedangkan pesawat itu sendiri tidak ikut aktif dengan pancaran sinyal radar di bawah. Pada SSR, baik radar maupun pesawat kedua-duanya aktif. Hal ini dapat dilakukan karena pesawat terbang telah dilengkapi dengan transponder. Pesawat-pesawat yang tidak dilengkapi transponder tidak akan dapat dilihat pada radar scope seperti identifikasi pesawat, ketinggiannya, dan lain-lain.
SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal Radio Frequency (RF) radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke sistem penerima radar.
References
Abidin, H.Z. 2007. GPS dan Perhubungan Udara. Bandung
Abidin, H.Z., Sutisna, S., Padmasari, T., Kahar. J., Villanueva. K.j., 2005. Geodetic Datum Of Indonesia Maritime Boundaries : Status And Problems. Cairo, Egypt, April 16-21.
Arfianda, N. 2011. Basic Pilot Training. Jakarta. IVAO Indonesia Division Document
Aviation Theory Centre. 2005. Navigation for The CASA PPL/CPL Day VFR Syllabus. Melbourne. Aviation Theory Centre Press
Directorate General of Air Communications. 1995. Secondary Surveillance Radar Basic Theory. Medan. PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2009. Aeronautical Information Publication (AIP). Jakarta
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2008. Secondary Surveillance Radar (SSR). Jakarta. Direktorat Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. Jakarta
Farrell, J.L. 1976. Integrated Aircraft Navigation . Academic Press.
Federal Aviation Administration. Flight Navigation Handbook. US Department of Transportation, 2011
Jacob, dkk. 1993. Air Navigation for Civil Aviation. Global Science Press
Mawaddah. 2010. Studi Tentang Secondary Surveillance Radar (SSR) Untuk Menentukan Berbagai Informasi Pesawat Terbang Di PT. Angkasa Pura II Polonia Medan. Medan
Nurdjati, C. 1999. Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah. Surabaya. ITS Press.
Wolf, P.R., dan Ghilani, C.G. 2002. Elementary Surveying : Tenth Edition. New Jersey, USA. Pearson Education International.
Yusuf, E.S. 2008. Teknik Radar. Medan. Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP)