Pemanfaatan Citra Satelit Sentinel-1A untuk Pengamatan Deformasi Pasca Gempa di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung
Keywords:
Deformasi, DInSAR, Sentinel-1A, Pesisir BaratAbstract
Pesisir Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Posisi wilayah yang berada diantara pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia mengkibatkan Kabupaten Pesisir Barat sering mengalami dampak gempa. Sesuai laporan dari BMKG, bencana gempa yang cukup besar telah terjadi pada hari Jum’at tanggal 02 Agustus 2019 jam 19:03:25 WIB dengan magnitude 6.9 SR. Pusat Gempa bumi terletak di laut selatan Pesisir Barat pada koordinat 7.32°LS-104.75°BT dengan kedalaman dangkal sekitar 48 km. Selain guncangan, gempa juga dapat mengakibatkan perubahan (deformasi) pada permukaan tanah. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh aktif untuk mengamati deformasi yaitu DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar) yang merupakan teknik berbasis radar untuk mengeksploitasi informasi pada fase dua periode citra. Pengamatan deformasi dilakukan menggunakan dua data Sentinel-1A yang diakuisisi pada tanggal 01 Juni 2019 sebagai master, citra 29 Oktober 2019 sebagai slave, dan DEM SRTM 30 meter sebagai informasi topografi di wilayah tersebut. Hasil metode DInSAR menunjukkan deformasi vertikal yang diproyeksikan sepanjang LOS (Line Of Sight) di Kabupaten Pesisir Barat dengan nilai yang bervariasi pada rentang -12 cm sampai +22 cm. Dari proses kalkulasi statistik, dapat diketahui bahwa mayoritas permukaan tanah pada studi lokasi mengalami pengangkatan (uplift) sebesar 1,1 cm sampai 8,1 cm selama periode pengamatan. Fenomena tersebut selaras dengan aktivitas tektonik dan formasi geologi yang menyusun dataran Pesisir Barat, yaitu batuan gunungapi kuarter dan simpangaur.
Pesisir Barat is one of the regencies in Lampung Province which adjacent to the Indian Ocean. The location where is between the junction of two tectonic plates, the Eurasian plate and the Indo-Australian plate, causes Pesisir Barat become frequently affected by earthquakes. According to the report from BMKG, a quite large earthquake occurred on Friday August 2, 2019 at 19:03:25 WIB with a magnitude of 6.9 SR. The epicenter of the earthquake is located in the southern sea of Pesisir Barat at coordinates 7.32°S ; 104.75°E with a shallow depth of about 48 km. Apart from shocks, earthquakes can also cause changes (deformations) to the ground surface. This research purposes an active remote sensing method that can be used to observe deformation is DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar), which is a radar-based technique to exploit information in the two-period phase of the image. Deformation observations were carried out using two Sentinel-1A data acquired on June 1, 2019 as a master, October 29, 2019 imagery as a slave, and DEM SRTM 30 meters as topographic information in it’s area. The results of the DInSAR method show that vertical deformation which is projected along the LOS (Line Of Sight) in Pesisir Barat Regency with varying values in the range from -12 cm to +22 cm. From the statistical calculation process, it can be seen that the majority of the land surface in the study location experienced an uplift of 1.1 cm to 8.1 cm during the observation period. This phenomenon is consistent with the tectonic activity and geological formations that form the Pesisir Barat plains, namely quaternary volcanic rocks and simpangaur.
References
Abidin, H. (2009). Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta 2006 dari Hasil Survei GPS. Indonesian Journal on Geoscience. No. 4 Vol. 4 . hal. 275–284. https://doi.org/10.17014/ijog.vol4no4.20095.
Ardiansyah, Sawitri Subiyanto, A. S. (2015). Survei Pendahuluan Deformasi Muka Tanah Dengan Pengamatan Gps Di Kabupaten Demak. Jurnal Geodesi Undip. Vol. 4. hal. 316–324.
Azhari, M. F., Karyanto, K., Rasimeng, S., & Mulyanto, B. S. (2020). Analisis Deformasi Permukaan Menggunakan Metode DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar) Pada Studi Kasus Gempabumi Lombok Periode Agustus 2018. Jurnal Geofisika Eksplorasi. No.2. Vol.6. hal. 131–144. https://doi.org/10.23960/jge.v6i2.68
Budi Prayitno, Muohammad Awaluddin, B. S. (2015). Perhitungan Deformasi Gempa Kebumen 2014 Dengan Data CORS GNSS Di Wilayah Pantai Selatan Jawa Tengah. Jurnal Geodesi Undip. No.4. Vol.4. hal. 316–324.
ESA. (2007). InSAR Principles: Guidelines for SAR Interferometry Processing and Interpretation. In ESA Publications ESTEC. https://doi.org/10.1073/pnas.81.17.5399
Febriyanti, R. F. (ITS). (2017). Analisis Deformasi Permukaan Gunung Raung Menggunakan Teknologi Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR) Berdasarkan Erupsi 28 Juni 2015. Tugas Akhir. Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Nurdianasari, I., Awaluddin, M., & Amarrohman, F. (2017). Analisis Deformasi Postseismik Gempa Nias 2005 Menggunakan Data Gps. Jurnal Geodesi Undip. No.4. Vol. 6. hal. 381–390.
Papageorgiou, E., Foumelis, M., Trasatti, E., Ventura, G., Raucoules, D., & Mouratidis, A. (2019). Multi-sensor SAR geodetic imaging and modelling of santorini volcano post-unrest response. Remote Sensing. No. 3 Vol. 11. hal. 1–18. https://doi.org/10.3390/rs11030259
Sari, A. R., Handayani, H. H., & Agustan, A. (2014). Penerapan Metode Dinsar Untuk Analisa Deformasi Akibat Gempa Bumi Dengan Validasi Data Gps Sugar (Studi Kasus: Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat). Geoid. No.1. Vol.10. hal. 26. https://doi.org/10.12962/j24423998.v10i1.686
Yulyta, S. A. (2018). Aplikasi Metode SBAS-DInSAR Menggunakan Data Untuk Pengamatan Penurunan Muka Tanah Di Kota Surabaya Application Of SBAS-DInSAR Method Using Sentinel-1A Data For The Land Subsidence Detection In Surabaya City. Tesis.Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Zikri, A. M. M., & Hastuti, E. D. M. E. W. D. (2019). Karakteristik Batuan Vulkanik Berdasarkan Analisis Petrografi. Seminar Nasional AVoER XI. 23–24.