Penentuan Lokasi Titik Evakuasi Sementara Bencana Tsunami Menggunakan Metode Network Analyst (Studi Kasus: Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran)
Keywords:
TES, Kabupaten Pangandaran, Network Analyst, TsunamiAbstract
Bencana Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sangat berbahaya dan sering terjadi di Indonesia. Khususnya pada daerah Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran yang memiliki riwayat tsunami dengan ketinggian run up tsunami mencapai 15,7 meter pada tahun 2006 berdasarkan data BPBD Kabupaten Pangandaran. Menurut BMKG tsunami yang terjadi tersebut menelan korban jiwa sebanyak 664 orang. Sebagai upaya mitigasi bencana pada penelitian ini dilakukan analisa tingkat bahaya tsunami dan penentuan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) pada Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran. Analisa tingkat bahaya dilakukan berdasarkan data kelerengan, koefisien kekasaran, ketinggian run up tsunami, dan garis pantai. Kemudian dari hasil analisa tingkat bahaya tersebut digunakan untuk menentukan lokasi TES menggunakan metode Network Analyst. Dasar pembuatan sebaran lokasi TES yaitu dengan menggunakan analisa Service Area berdasarkan lokasi sebaran TES yang telah ada sebelumnya dari BPBD Kabupaten Pangandaran. Dari analisa tersebut akan diidentifikasi sebaran lokasi TES dan cakupan area. Apabila cakupan Service Area sebaran lokasi TES dari BPBD Kabupaten Pangandaran belum mencakup keseluruhan wilayah terdampak tsunami, maka dilakukan penambahan titik lokasi TES. Penelitian ini menghasilkan 55 titik lokasi TES yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi dengan waktu tempuh maksimal 22 menit
References
Berryman, K. R. (2006). Review of Tsunami Hazard and Risk in New Zealand. Igns, September, 139.
BMKG. (2019). Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018. BMKG. https://cdn.bmkg.go.id/Web/Katalog-Tsunami-Indonesia-pertahun-416-2018.pdf
BNPB. (2012). Master Plan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami.
BNPB. (2016). Risiko bencana indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Dewi, N. K., & Purwanto, T. H. (2017). Pemanfaatan OpenStreetMap dan Sistem Informasi Geografis untuk Menyusun Rekomendasi Manajemen Jalan di Sebagian Kota Serang. Jurnal Bumi Indonesia, 6(3), 1–10. http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/762
Dewi, R. S. (2012). A-Gis Based Approach of an Evacuation Model for Tsunami Risk Reduction. Journal of Integrated Disaster Risk Management, 2(2), 108–139. https://doi.org/10.5595/idrim.2012.0023
ESRI. (2019). Types of network analysis layers. ESRI Web. https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.5/extensions/network-analyst/types-of-network-analyses.htm
Lillesand, T. ., & Kiefer, R. . (1997). Pengginderaan Jauh dan Interpretasi Citra terjemahan. Gadjah Mada University Press.
Permana, H., & Rasyid, M. (2007). Pedoman Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Bencana Tsunami. Kementrian Riset dan Teknologi RI.
Rai, P. K., Singh, P. K., Singh, A. K., & Mohan, K. (2013). Network Analysis Using GIS. International Journal of Emerging Technologies in Computational and Applied Sciences ( IJETCAS ), 5(32019), 289–292.
Sampurno, R. M., & Thoriq, A. (2016). KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 OPERATIONAL LAND IMAGER (OLI) DI KABUPATEN SUMEDANG. Jurnal Teknotan, 10(2), 61–70.
Tejakusuma, I. G. (2008). Analisis Pasca Bencana Tsunami Ciamis - Cilacap. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 10(2), 78–83.
Yashinta, V., Nugraha, A. L., & Firdaus, H. S. (2019). Analisis Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Kota Semarang Dengan Menggunakan Data Open Street Map (OSM) dan Inasafe. Jurnal Geodesi Undip, 8(4), 101–112.