Analisa Kerentanan Pesisir Kota Semarang menggunakan algoritma CVI (Coastal Vulnerability Index)
Keywords:
Kerentanan Pesisir, Algoritma CVI, banjir robAbstract
Kenaikan muka air laut merupakan salah satu penyebab permasalahan penting yang memberikan dampak negatif terhadap kehidupan sosial ekonomi pesisir juga terhadap ekosistem pesisir. Selain kenaikan permukaan laut, terdapat pula parameter yang membentuk kerentanan pesisir yang meliputi geomorfologi pantai, elevasi daratan di sekitar pesisir, perubahan garis pantai, pasang surut air laut, dan tinggi gelombang. Dihimpun dari berita linimasa, pesisir Semarang seringkali terdampak banjir rob yang menyebabkan area pesisir tergenang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa setiap parameter dalam algoritma Coastal Vulnerability Index (CVI) yang berperan dalam membentuk kerentanan pesisir. Algoritma CVI merupakan algoritma yang cukup popular digunakan dalam berbagai macam literatur yang meneliti terkait kerentanan pesisir yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Hal tersebut dikarenakan parameter yang digunakan dalam algoritma CVI mencakup lanskap dari area pesisir berupa geomorfologi, kelerengan, dan juga perubahan garis pantai serta juga interaksi antara daratan yang berada dalam pesisir dengan kenaikan muka air laut, pasang surut air laut, dan tinggi gelombang. Dari pehitungan algoritma CVI didapat hasil bahwa kerentanan pesisir Semarang berada pada kategori sangat tinggi dengan score kerentanan berkisar 45,644. Dimana semua parameter yang ada pada algoritma CVI, menjadikan pesisir Semarang berada pada kategori sangat rentan.
References
Gornitz, V & Kanciruk, P. Assessment of global coastal hazards from sea level rise. United States: N. p., (1989). Web.
Gornitz (1991). Global coastal hazards from future sea level rise. Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology, 89(4), 379–398. https://doi.org/10.1016/0031-0182(91)90173-O
Karunia (2017). Estimasi Kerugian Ekonomi Masyarakat akibat Banjir Rob di Pemukiman Kecamatan Genuk Kota Semarang. IPB.
Klein, Nicholls & Thomalla. (2003). Resilience to natural hazards: How useful is this concept? Environmental Hazards, 5(1), 35–45. https://doi.org/10.1016/j.hazards.2004.02.001
Kumar et al. (2010). Coastal Vulnerability Assessment for Orissa State , East Coast of India. 523–535. https://doi.org/10.2112/09-1186.1
Nontji (2002). Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan
Pendleton et al. (2005). Coastal Vulnerability Assessment of Gateway National Recreation Area (GATE) to Sea Level Rise. Retrieved from Virginia, USA.
Ramadhany et al. (2012). Daerah Rawan Genangan Rob di Wilayah Semarang. Journal Of Marine Research, 1, 174–180. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Safitri et al. (2019). Analisis Perubahan Garis Pantai Akibat Erosi Di Pesisir Kota Semarang. Geomatika, 25(1), 37. https://doi.org/10.24895/jig.2019.25-1.958
Sarah et al. (2011). Identifikasi Faktor Geoteknik Penyebab Amblesan Di Kota Semarang. Prosiding Geoteknologi Lipi, 1990, 199–203.
Suhelmi. (2012). Kajian dampak land subsidence terhadap peningkatan luas genangan rob di Kota Semarang: Impact of land subsidence on inundated area extensivication at Semarang City. Ilmiah Geomatika, 18(1), 9–16.
Triatmodjo (1999). Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset
USGS. (2005). Landsat 8 Band Designations. Dipetik 08 30, 2018, dari USGS: Van Bemelen, R. (1949). The Geology of Indonesia Vol IA, General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd. Netherland.