https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/issue/feedGEOID2024-10-23T02:22:47+00:00Dr. Filsa Bioresita, S.T, M.Tfilsa_b@geodesy.its.ac.idOpen Journal Systems<div> <p>The journal is published biannual in February and August by the Department of Geomatics Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). It is open access to all scientists, researchers, students, and other scholars. The goal of this journal is to provide a platform for scientists and academicians to promote, share, exchange, and discuss various issues and developments in different areas of Geodesy and Geomatics. We receive manuscripts from reputable universities all over Indonesia, universities abroad, and other government and private institutes. All manuscripts must be prepared in either English or Indonesian and are subject to a fair peer-review process.<br /><br />General topics of interest include:<br />- Geodesy and geomatics development theory<br />- Geodesy and geomatics applications<br />- Natural Disaster<br />- Land and Ocean Development<br />- Natural Resources<br />- Environment<br />- Science and technology in Mapping and Surveying<br />- The further issue related to geodesy and geomatics engineering<br /><br />Please contact us for order or further information at<br />Email: redaktur.geoid@gmail.com<br />Fax/Phone: 031-5929487<br />Editorial Office Address: GM building, Teknik Geomatika, ITS campus, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia.</p> </div>https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/2251Studi Perubahan Indeks Kerapatan Vegetasi terhadap Suhu Permukaan Tanah dan Indeks Kualitas Udara dengan Pemanfaatan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Gresik2024-10-02T09:18:00+00:00Melisa Amalia Mahardiantimelisa.amalia.mahardianti@unitomo.ac.idSepta Erik Prabawaseptaerik@gmail.comAnita Fatmawaty Effendianitafatmawaty03@gmail.com<p>Peningkatan kepadatan penduduk dialami Kabupaten Gresik pada tahun 2021, yang berdampak pada <br />lingkungan, seperti berkurangnya pasokan air bersih, menurunnya kualitas udara, serta perubahan penggunaan lahan <br />untuk pemukiman. Pada tahun tersebut, hanya 13% dari luas wilayah Kabupaten Gresik yang dijadikan Ruang Terbuka <br />Hijau (RTH). Suhu rerata permukaan tanah tahunan Kabupaten Gresik mencapai 28,17°C. Dari tahun 2018 hingga <br />2022, Indeks Kualitas Udara di wilayah ini menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dengan menggunakan citra satelit <br />Landsat 8, perubahan kepadatan vegetasi, suhu permukaan tanah, dan kualitas udara dapat diukur dengan algoritma <br />pada penginderaan jauh, seperti algoritma indeks kerapatan vegetasi (Normalized Difference Vegetation Index/NDVI), <br />suhu permukaan tanah (Land Surface Temperature/LST), dan indeks kualitas air (Air Quality Index/AQI) yang <br />memanfaatkan band thermal. Penelitian memiliki tujuan untuk mengidentifikasi perubahan dan dampak kepadatan <br />vegetasi dan suhu permukaan tanah serta kualitas udara pada Kabupaten Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <br />rata-rata kepadatan vegetasi di KabupatenGresik adalah 0,31 pada tahun 2018, 0,32 pada tahun 2019, 0,37 pada tahun <br />2020, 0,32 pada tahun 2021, dan 0,38 pada tahun 2022. Sementara itu, nilai rerata suhu permukaan tanah tercatat pada <br />tahun 2018 sampai 2022 secara berurutan adalah 26,20°C, 26,24°C, 24,55°C, 26,52°C, dan 22,92°C. Nilai rerata <br />Indeks Kualitas Udara tercatat sebagai berikut: 45,04 pada tahun 2018, 44,52 pada tahun 2019, 61,14 pada tahun 2020, <br />42,11 pada tahun 2021, dan 76,86 pada tahun 2022. Dari analisis perubahan kepadatan vegetasi rata-rata dan suhu <br />permukaan tanah pada penelitian ini dihasilkan persamaan regresi : y = -44,89x + 40,63, dengan tingkat korelasi yang <br />negatif sebesar 87%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan vegetasi berkaitan dengan penurunan suhu <br />permukaan tanah. Sebaliknya, persamaan regresi antara perubahan kepadatan vegetasi rata-rata dan indeks kualitas <br />udara adalah: y = 435,76x - 95,04, dengan korelasi positif sebesar 87%, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi <br />kepadatan vegetasi, semakin baik nilai indeks kualitas udara.</p>2024-10-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 GEOIDhttps://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/2113Analisis Permasalahan Risiko Bencana Cuaca Ekstrim Kota Cirebon 2024-08-23T07:33:46+00:00Leonardo Firmansyah Risteruwristeruw.leonardo@uniku.ac.idAria Marianyaria.mariany@ugj.ac.id<p>Kota Cirebon, seperti hal nya kota-kota di daerah peisisir di Indonesia yang juga dekat dengan daerah pegunungan, rentan terhadap ancaman bencana cuaca ekstrim yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim global. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap risiko bencana cuaca ekstrim di Kota Cirebon, mulai dari ancamannya hingga hal-hal yang dapat meningkatkan risiko bencananya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melalui pengumpulan data historis, pemodelan statistik, dan analisis geospasial untuk mengevaluasi pola dan dampak dari bencana tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik bencana cuaca ekstrim dan memberikan rekomendasi untuk mitigasi bencana di masa depan.</p>2024-10-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 GEOIDhttps://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1867Variasi Klorofil-a di Perairan Sekitar Laut Jawa, Laut Flores, dan Selat Makassar2024-07-23T03:06:00+00:00Eko Yuli Handokoekoyh@its.ac.idMuhammad Aldila Syarizaldilasyariz@its.ac.idMegivareza Putri Hanansyahmegivareza57@gmail.com<p>Laut Jawa, Flores, dan Selat Makassar merupakan daerah pertemuan massa air dan juga merupakan salah satu titik masuk Arus Lintas Indonesia. Massa air tawar dari Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui Selat Makassar. Tidak hanya itu, wilayah maritim Indonesia dipengaruhi oleh Muson Asia-Australia yang mempengaruhi produktivitas primer di perairan, ditunjukkan dengan variasi klorofil-a. Maka dari itu, perlunya pemahaman tentang dinamika klorofil-a untuk penentuan strategi pengelolaan ekosistem laut yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi klorofil-a di perairan sekitar Laut Jawa, Flores, dan Selat Makassar, serta hubungannya dengan suhu dan salinitas dari tahun 2016-2023. Penelitian ini menggunakan data klorofil-a yang dikumpulkan dari sensor <em>Ocean and Land Color Instrument</em> dari Sentinel-3. Data klorofil-a berasal dari perhitungan algoritma <em>Ocean Color 4 for MERIS</em> untuk jenis perairan <em>case</em>-1. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa konsentrasi klorofil-a cenderung tinggi saat periode muson barat bersamaan dengan datangnya musim hujan yang meningkatkan limpasan air sungai. Sebaliknya, konsentrasi klorofil-a di perairan Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara cenderung tinggi saat muson timur diikuti dengan penurunan Suhu Permukaan Laut dan kenaikan salinitas permukaan. Pada tahun 2018 dan 2019, terjadinya fenomena <em>El Niño</em> bersamaan dengan fase positif <em>Indian Ocean Dipole</em> mendorong peningkatan klorofil-a. Rata-rata klorofil-a sepanjang tahun 2018 hingga 2019 mencapai 0,71 di Laut Flores dan Selat Makassar, serta 0,73 di Laut Jawa. Penelitian lebih lanjut dengan rentang temporal klorofil-a yang lebih panjang diperlukan agar pengaruh fenomena global dapat terlihat lebih jelas.</p>2024-10-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 GEOIDhttps://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1932Analisis Kesesuaian Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kota Surabaya2024-08-08T03:26:28+00:00Muhammad Hidayatul Ummahmuhammadhidayatulummah@mail.ugm.ac.idDiyono Diyonodiyono@ugm.ac.id<p>Transisi penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar listrik menjadi salah satu solusi pengendalian polusi udara di kota-kota besar salah satunya Kota Surabaya. Untuk mewujudkan upaya tersebut, penyiapan infrastruktur pendukung kendaraan berbahan bakar listrik sangat diperlukan, salah satunya stasiun pengisian kendaraan lsitrik umum (SPKLU). Penelitian ini melakukan analisis tingkat kesesuaian lokasi SPKLU di Kota Surabaya menggunakan pendekatan <em>spatial multi-criteria evaluation </em>(SMCE) dengan menerapkan <em>analytitchal hierarchy process </em>(AHP) sebagai alat pendukung. Penelitian ini mempertimbangkan 4 kriteria yaitu faktor lingkungan, infrastruktur transportasi, ketersediaan energi, dan sosio-ekonomi. Setiap kriteria memiliki 3 sub-kriteria. Berdasarkan perbandingan berpasangan menggunakan AHP, faktor infrastruktur transportasi memiliki bobot tertinggi dengan nilai 0,679. Pada faktor tersebut, sub-kriteria dengan bobot tertinggi adalah jarak dari jalan utama dengan nilai 0,655. Oleh karena itu, parameter jarak dari jalan memiliki bobot akhir tertinggi yaitu 0,445. Nilai inkonsistensi pada semua perbandingan berpasangan yang dilakukan kurang dari 0,1. Analisis kesesuaian lokasi SPKLU Kota Surabaya menunjukkan bahwa area studi didominasi oleh tingkat kesesuaian sangat tinggi dengan luasan 141,620 km<sup>2</sup> (42,10% luasan keseluruhan). 20 titik acak dalam wilayah dengan kelas kesesuaian sangat tinggi dipilih sebagai pilihan alternatif penentuan prioritas utama pembangunan SPKLU. Dari 20 titik tersebut A20 merupakan titik dengan prioritas tertinggi yaitu 5,6%,. Berdasarkan analisis sensitivitas, alternatif tersebut merupakan alternatif yang paling stabil posisi urutannya pada simulasi penghilangan salah satu bobot. Dari model kesesuaian lokasi SPKLU, didapatkan evaluasi model dengan nilai AUC (<em>area under curve</em>) sebesar 0,959 yang termasuk kategori sangat baik. Penelitian ini dapat membantu pemegang kepentingan dalam penyediaan infrastruktur kendaraan berbahan bakar listrik di Kota Surabaya pada lokasi yang tepat. Dengan demikian, infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat luas.</p>2024-10-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 GEOIDhttps://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1935Pemanfaatan Digital Surface Model (DSM) dari UAV Fixed Wing untuk Analisis Potensi Panel Surya (Studi Kasus: Desa Banturejo, Kabupaten Malang)2024-10-23T02:22:47+00:00Husnul Hidayathidayat.h@its.ac.idFarhan Kariim Maulana Kariimfarhankariim4@gmail.com<p>Energi surya merupakan sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya. Dengan melihat letak geografis Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dapat dikatakan bahwa negara ini memiliki tingkat intensitas matahari yang cukup stabil dan kaya akan potensi energi surya. Salah satu teknologi yang digunakan dalam penggunaan energi surya adalah panel surya. Dalam memaksimalkan penggunaan panel surya dibutuhkan pemilihan lokasi yang tepat salah satunya dengan menggunakan teknologi fotogrametri. Salah satu teknik Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Hasil yang didapatkan dengan wahana <em>Unmanned Aerial Vehicle</em> (UAV) di Desa Banturejo antara lain adalah Orthophoto dan (<em>Digital Surface Model</em>) DSM. Orthophoto hasil pengolahan memiliki resolusi 8,1 cm/pixel sedangkan DSM memiliki resolusi 1,8 cm/pixel. Digitasi dilakukan untuk mendapatkan luasan atap dimana pada Desa Banturejo terdapat 6467 bidang atap dan 1954 atap bangunan dengan luasan 4,43 – 887,95 . Pada penelitian ini perhitungan dilakukan menggunakan software pengolahan data spasial dengan tools Area Solar Radiation dan dengan data pendukung yaitu curah hujan yang didapatkan dari Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Perhitungan menghasilkan pola distribusi matahari dimana bangunan yang memiliki permukaan datar dan mengarah ke utara mendapatkan lebih banyak radiasi matahari pada bulan Juli. Nilai radiasi matahari dilakukan perhitungan estimasi produksi listrik, Dimana pada Desa Banturejo bulan Juli menghasilkan 106,94 - 18.785,44 Kwh. Hasil distribusi matahari dilakukan validasi dengan pola sebaran temperatur atap drone thermal. Pola sebaran radiasi matahari dengan temperatur atap memiliki pola yang sesuai.</p>2024-10-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 GEOID