https://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/issue/feedJurnal Geosaintek2024-11-19T04:02:23+00:00Dr. Dwa Desa Warnanageosaintek.geofisika@its.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal GEOSAINTEK adalah jurnal yang diterbitkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerja sama dengan <a href="https://drive.google.com/file/d/1gaLkjl9E-iWuXAJCqZyYTTiNOJjscmwf/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)</a>. Terbit pada bulan April, Agustus, dan Desember pada setiap tahunnya. Jurnal Geosaintek mempublikasikan dan menerbitkan hasil kajian, penelitian, penerapan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kebumian. Terbuka bagi peneliti, praktisi, serta akademisi dari berbagai lembaga. </p> <p>Jurnal GEOSAINTEK terbit pertama kali dalam versi cetak mulai Vol. 1, No. 1, September 2015 dan Versi <em>online </em>sejak<em> </em>edisi Vol. 1, No. 2, Maret 2016. Jurnal GEOSAINTEK telah terkreditasi<strong> <a href="https://drive.google.com/file/d/1jI65wQxNcSPpwg5go3gEtZaPJIR_phXn/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Sinta 2</a> mulai Volume 9, Nomer 1, Tahun 2023 sampai Vol 13 Nomer 3 Tahun 2027 dengan SK NO. 72/E/KPT/2024.</strong></p> <p><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1450666051" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN:2502-3659</a><br /><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1441339824" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN:2460-9072</a></p>https://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/1578ANALISIS MINERALOGI DAN GEOKIMIA ENDAPAN KROMIT DAERAH BULO-BULO KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN 2024-07-08T03:01:42+00:00Harwan Harwanharwan.fti@umi.ac.idNurliah Jafarharwan.fti@umi.ac.idAndi Fahdli Heriansyahharwan.fti@umi.ac.idRizky Nurul Auliaharwan.fti@umi.ac.id<p>Daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi endapan kromit yaitu daerah Barru dimana memiliki tiga daerah potensi yaitu daerah Bulo-Bulo, Daerah Bulo-Bulo dan daerah Batubesi. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di daerah Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru. Kompleks batuan ultrabasa di Sulawesi Selatan mempunyai rangkaian batuan ultrabasa yang mengandung kromit. Umumnya di daerah Sulawesi, endapan kromit ditemukan dalam bentuk lapisan stratiform dalam batuan iherzolit dan dunit. Distribusi lapisan endapan kromit terbentuk di beberapa tempat dengan bentuk lensa tipis. Analisis kimia mineral kromiun menunjukkan bahwa mineral kromium berasal dari batuan peridotit yang terbentuk dari <em>back arc basin</em> dan <em>fore arc basin</em>. Endapan Kromit pada daerah penelitian batuannya berasosiasi dengan batuan ultrabasa yang terserpentinkan. Cebakannya sangat berkaitan dengan proses pengentalan magma ultrabasa, sebab luas rapat massa jenisnya sehingga terkumpul dalam bentuk kumulus di dalam massa batuan ultrabasa tersebut. Pada penelitian ini analisis yang digunakan yaitu analisis mineragrafi untuk menentukan mineral pembawa bijih kromit, analisis XRD untuk menentukan mineral utama pembawa bijih kromit dan asosiasinya dan analisis XRF untuk menentukan komposisi kimia dari mineral bijih kromit. Mineral pembawa endapan kromit pada daerah penelitian yaitu mineral kromit (Cr<sub>2</sub>O<sub>3</sub>) dengan mineral asosiasi yaitu magnetit dan geotit. Cr<sub>2</sub>O<sub>3</sub> hadir dengan persentase berkisar 41,09% - 42,59%. Tingginya persentase senyawa Cr<sub>2</sub>O<sub>3</sub> sesuai dengan tingginya kehadiran mineral Kromit Oksida dari hasil analisis mineragrafi dan XRD untuk semua sampel. Senyawa Fe<sub>2</sub>O<sub>3</sub> dengan persentase berkisar antara 11,41% - 12,98%. Senyawa SiO<sub>2</sub> pada analisis sampel endapan kromit berkisar 0,23% - 0,37% menunjukkan tidak adanya aktifitas hidrothermal pada daerah penelitian.</p>2024-11-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/1915EVALUASI KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN ASPAL MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS 2-DIMENSI DAN GROUND PENETRATING RADAR (GPR) DI JALAN TRENGGULI-KUDUS KM 39+8502024-07-31T02:37:30+00:00Afni Nur Jannahafninurj02@gmail.comDwa Desa Warnanadwa_desa@geofisika.its.ac.idWien Lestariafninurj02@gmail.com<p>Jalan Raya Trengguli-Kudus yang terletak di jalur pantura (jalur pantai utara) beberapa kali mengalami kerusakan yang berulang, bahkan setelah diperbaiki. Jalan ini merupakan jalur utama mobilisasi dan distribusi logistik di Pulau Jawa sehingga kerusakan signifikan pada jalan ini akan memengaruhi kegiatan sosial ekonomi. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan dan distribusi kerusakan pada jalan ini, digunakan metode geofisika resistivitas 2D dan <em>Ground Penetrating Radar</em> (GPR). Konfigurasi yang digunakan dalam metode resistivitas adalah <em>Wenner-Schlumberger</em>. Data sekunder data bor dan hasil tes pit juga digunakan sebagai validasi dalam interpretasi. Penelitian dilakukan pada perkerasan aspal (<em>flexible pavement</em>) KM 39+850. Jumlah lintasan metode resistivitas terdiri dari dua lintasan dengan panjang 60 m dan sembilan lintasan untuk GPR. Lintasan GPR dari tujuh lintasan melintang sepanjang 11 m dengan jarak antar lintasan 10 m dan dua lintasan memanjang dengan panjang 60 m. Hasil dari penelitian ini menunjukkan lokasi penelitian berdasarkan data resistivitas yang divalidasi dengan bor terdiri dari litologi pasir dan kerikil, lanau kelempungan, lempung padat, dan lempung lunak. Beberapa jenis kerusakan yang teridentifikasi berdasarkan penampang GPR divalidasi dengan hasil tes pit dan kondisi di lapangan adalah <em>rutting</em> (alur) pada lapisan aspal, distorsi pada lapisan agregat kelas B hingga tanah asli, retak pada lapisan aspal – agregat kelas B, dan penurunan tanah (<em>settlement</em>) pada lapisan agregat kelas B – tanah asli. Adanya penurunan ini juga didukung oleh posisi lempung pada sayatan 3D resistivitas yang terlihat menurun ke arah selatan yang memperkuat dugaan adanya pergerakan material ke arah sungai.</p>2024-10-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/2217IDENTIFICATION OF LOCAL ACTIVE FAULTS IN MAINLAND GORONTALO REGION BASED ON FOCAL MECHANISM ANALYSIS 2024-10-15T08:32:13+00:00Imanuela Indah Pertiwiimanuela.indah@gmail.comListya Dewi Rifaiimanuela.indah@gmail.com<p>One of the nations that experiences devastating earthquakes frequently is Indonesia. Local active faults on land are one of the causes of these earthquakes. New information on the purported presence of local active faults can be obtained from the quantity of small-magnitude earthquake occurrences. By analyzing the focal sphere mechanism, small-scale earthquake data are used to identify local active faults in the Gorontalo area. The minor magnitude earthquakes (M<5) that struck the Gorontalo region in February 2023 and were recorded eleven events at the BMKG- Gorontalo Geophysical Station that were used in this investigation. he resulting focus sphere diagram can be used to ascertain the faults or strike direction propensity. The focal mechanism of the earthquake in the Pohuwato region demonstrates the Oblique Thrust Fault's inclination toward a northeastern-southern strike orientation. The tendency of the strike orientation of the east-west-oriented Oblique Thrust Fault, which is the focal mechanism of the earthquake that happened in Buol, also demonstrates the same thing. According to the Gorontalo Fault diagram provided by the National Earthquake Study Center, the focal mechanism of the earthquake in Cluster A (earthquake numbers 1,6,9), the Gorontalo region, also demonstrates the strike direction of the Northwest-Southeast-oriented Oblique Thrust Fault. The earthquake occurrences in cluster B (Pohuwato area), earthquake numbers 2,3,8, and cluster C (Buol area), earthquake numbers 4, 5,7, raise the possibility of a new local active fault on the Gorontalo region's mainland. The Gorontalo region's suspicion of the existence of local active faults is strengthened by the monitoring of earthquake intensity based on occurrences that occurred between March 2023 and March 2024. Over the course of a year, there are nine to twenty-seven earthquakes with a magnitude of less than five (M<5). These seismic occurrences provide credence to the theory that Pohuwato and Buol, Gorontalo, have local active faults.</p>2024-11-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/1816GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK MINERAL PIROPILIT DAERAH SUMBERMANJING WETAN, MALANG2024-07-08T03:48:59+00:00Sapto Herusaptoheru@itats.ac.idGilang Eko Prasetiasaptoheru@itats.ac.id<p>Penelitian dilakukan di Daerah Ringinkembar dan Sekitarnya, Sumbermanjing Wetan, Malang. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Turen, batuan penyusun daerah penelitian masuk dalam Formasi Mandalika dengan umur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Formasi Mandalika terusun oleh satuan batuan vulkanik antara lain andesit, dasit dan tuff, dan batuan tersebut telah banyak mengalami ubahan (alterasi). Salah satu hasil mineral ubahannya adalah mineral pirolopilit, yang dominan terdapat pada zona alterasi argilik lanjut. Mineral piropilit yang ada di daerah Sumbermanjing Wetan, Malang sudah banyak yang ditambang, salah satunya digunakan untuk bahan baku campuran keramik, atau bahan baku industri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan kararteristik mineral piropilit di daerah penelitian berdasarkan sifat fisik dan kandungan kimia mineral piropilit. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi permukaan dan analisis sampel batuan <em>X-Ray Difracttion</em> (XRD) di laboratorium. Berdasarkan pemetaan geologi permukaan, geomorfologi di daerah penelitian tersusun satuan perbukitan struktural bergelombang sedang hingga kuat struktural yang berhubungan dengan kekar dan patahan. Litologi penyusunnya dari tua ke muda satuan andesit, satuan tuff, satuan batupasir, dan satuan batugamping. Struktur geologi berupa kekar yang memiliki arah N 10<sup>o</sup> E. Zona alterasi daerah penelitian terdapat zona alterasi propilitik dan zona argilik lanjut. Berdasarkan analisis sampel batuan, mineral piropilit dilihat dari kandungan alumina dan kuarsa terdapat 4 tipe mineral piropilit di daerah penelitian. Tipe A piropilit alumina tinggi, Tipe B piropilit silika rendah, Tipe C piropilit silika tinggi dengan diaspore, dan Tipe D piropilit dengan alkali rendah</p>2024-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/2081IDENTIFIKASI ZONA SESAR BERDASARKAN DATA GRAVITASI DAERAH PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT 2024-11-08T06:31:26+00:00Nida Nur Faizanidafaiza@stmkg.ac.idMuhammad Fikri Al Rasyid Harya Wiryawanfikri.alrasyid21@gmail.comMuhammad Syirojudinnidafaiza@stmkg.ac.id<p>Sumatera Barat dikenal sebagai wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat seismisitas tinggi. Pada tanggal 25 Februari 2022, telah terjadi gempa bumi merusak di Sumatera Barat tepatnya pada daerah Pasaman Barat. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, belum pernah dilakukan pemetaan zona patahan pada episenter gempa tersebut. Penelitian terbaru di wilayah tersebut menemukan bahwa segmen patahan Kajai di wilayah episenter gempa Pasaman baru saja teridentifikasi sehingga menunjukkan bahwa pemetaan zona patahan di wilayah ini masih berkembang dan memerlukan kajian lebih lanjut. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk memetakan zona dan jenis patahan atau sesar di Pasaman Barat dengan memanfaatkan data gravitasi serta metode <em>Second Vertical Derivative</em> (SVD) dan <em>First Horizontal Derivative </em>(FHD). Berdasarkan hasil pengolahan data, densitas rata-rata wilayah Pasaman Barat berada pada angka 2-2,3 gr/cm<sup>3. </sup>Analisis peta Simple Bouguer Anomaly menunjukkan nilai pada wilayah ini berada pada <em>range</em> -55 hingga 15 mGal dan menunjukkan adanya indikasi keberadaan sesar yang berorientasi arah Barat Laut-Tenggara dengan jenis sesar geser.</p>2024-12-16T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/2398ANALISIS POLAR DIAGRAM DAN TENSOR FASE UNTUK PEMODELAN 2D MODE TE DAN TM DATA MAGNETOTELLURIK SAN PABLO BAY, CALIFORNIA, USA2024-11-19T04:02:23+00:00Selvi Misnia Irawatiselvi.irawati@tg.itera.ac.idDorlensa Sitorusselvi.irawati@tg.itera.ac.idAndri Yadi Paembonanselvi.irawati@tg.itera.ac.id<p>Daerah San Pablo Bay California mempunyai patahan utama yaitu patahan Rodgers Creek yang diperkirakan memiliki keberlanjutan pada patahan Hayward di bawah permukaan San Pablo Bay yang dapat mengakibatkan bencana alam seperti gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dimensionalitas dan arah geoelectrical strike melalui analisis diagram polar dan tensor fase, serta pemodelan 2D TE mode dan TM. Penelitian ini juga bertujuan dalam mengidentifikasi struktur bawah permukaan di wilayah San Pablo Bay, California, USA, dengan menggunakan metode magnetotellurik (MT). Terdapat 14 titik pengukuran data MT yang digunakan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa di daerah penelitian terdapat dimensionalitas 2D dengan arah geoelectrical strike dari barat daya ke timur laut sebesar N50°E. Berdasarkan penampang resistivitas 2D pada TE mode dan TM mode, struktur utama Rodgers Creek teridentifikasi di titik SP12. Struktur ini mencapai kedalaman 1250 m pada TE mode serta 1700 m pada TM mode di bawah permukaan Teluk San Pablo Bay yang terdiri dari batuan sedimen kuarter. Selain itu, juga terdapat struktur minor pada titik SP01 - SP02, SP06 - SP07, dan SP09, dengan kedalaman antara 100 - 500 m.</p>2024-12-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/1854EVALUASI AKURASI PADA ORTOFOTO DAN DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM) BERDASARKAN PENAMBAHAN PARSIAL FOTO UDARA2024-07-15T07:43:17+00:00Fransisca Dwi Agustina SiscaSiscaagustina@lecturer.itn.ac.idMartinus TjahjadiSiscaagustina@lecturer.itn.ac.idLalu SuapranaSiscaagustina@lecturer.itn.ac.idSuzanna SeptamawatiSiscaagustina@lecturer.itn.ac.id<p>Teknologii <em>drone</em><em>i </em>telahi menjadii salahi satui teknologii populeri yangi dimanfaatkani untuki pemetaani topografi.i Namun,i hasili akurasii ortofotoi dani <em>Digital</em><em>i </em><em>Terrain</em><em>i </em><em>Model</em><em>i </em>(DTM)i perlui dii kajii akurasinya,i yangi seringkalii berpengaruhi padai hasili resolusii foto.i Dalami penelitiani ini,i dilakukani penambahani parsiali fotoi udarai yangi diambili darii beberapai bagiani wilayahi tertentui untuki melengkapii dani meningkatkani detaili sertai akurasii datai yangi telahi ada,i sepertii ortofotoi dani DTM.i Penambahani fotoi udarai tersebuti diharapkani dapati meningkatkani akurasii hasili pemetaan.i Dengani menerapkani penambahani fotoi udarai nantinyai dapati memengaruhii dani meningkatkani akurasii padai ortofotoi dani DTM.i Metodei evaluasii akurasii yaitui mencakupi perbandingani visuali dani analisisi akurasii posisii menggunakani datai pengukurani GPSi darii titiki kontrol.i Pengujiani akurasii dilakukani dengani menghitungi <em>Root</em><em>i </em><em>Mean</em><em>i </em><em>Square</em><em>i </em><em>Error</em>i (RMSE)i untuki menilaii ketepatani posisii padai ortofotoi dani DTM.i Maka,i hasili ketelitiani horizontali dani vertikali sesuaii dengani standari <em>ASPRS</em>i sebelumi dani sesudahi adanyai penambahani parsiali fotoi udarai mendapatkani selisihi i 0.06i mi dani 0.05i mi RMSEr.i Hasili ketelitiani vertikali sebelumi dani sesudahi adanyai penambahani parsiali fotoi udarai mempunyaii selisihi 0,0465i mi dani 0,0461i mi RMSEz.i Berdasarkani hasili evaluasii akurasii padai ortofotoi dani DTMi dapati disimpulkani bahwai penambahani parsiali fotoi udarai dapati memengaruhii ataui meningkatkani akurasii ortofotoi dani DTM.</p>2024-12-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintekhttps://journal.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/view/2140APPLICATION OF RESISTIVITY GEOELECTRIC METHOD FOR PREDICTING SUBSURFACE LITHOLOGY AT ALAS KOTA SITE2024-10-29T07:34:52+00:00Muhammad Ivan Syahdillasyahdillaivan@gmail.comFirdha Kusuma Ayu Anggraenifirdhakusuma@unej.ac.idTrapsilo Prihandonotrapsilo.fkip@unej.ac.id2024-12-16T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Geosaintek