Identifikasi Awal Perencanaan Infrastruktur Keairan Berwawasan Kekeringan Di Daerah Aliran Sungai Lasolo
Abstrak
Daerah Aliran Sungai (DAS) Lasolo merupakan bagian dari Wilayah Sungai Lasolo-Konaweha. Luas DAS Lasolo adalah 5.845,76 km2, sebagian besar masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara. Pola Pengelolaan SDA WS (Pola PSDA WS) Lasolo-Konaweha (2012) menyebutkan bahwa kekeringan di musim kemarau terjadi karena belum termanfaatkannya potensi air akibat belum adanya sarana dan prasarana yang memadai. Heim (2002) menjelaskan bahwa kekeringan mempengaruhi berbagai macam sektor, kekeringan menyebar dengan secara geografis dan temporal yang beragam, dan permintaan pasokan air oleh sistem yang digunakan manusia. Untuk analisis dengan menggunakan data curah hujan tahunan dan periode bulan Mei-Oktober, pada tahun 2012 seluruh PCH menunjukan keadaan kekeringan karena dalam kondisi kurang dari Desil 4 atau kondisi di bawah rata-rata curah hujan normal. Kondisi kekeringan pada periode bulan Agustus – Januari lebih sering terjadi, yaitu pada tahun 2015 dan 2018. Kondisi Desil 1 atau amat sangat di bawah rata-rata pada periode bulan Agustus – Januari terjadi pada tahun 2018, yaitu PCH Asera (243 mm/ 6 bulan) dan PCH Lamonae (167 mm/ 6 bulan), untuk PCH Wiwirano terjadi pada tahun 2015 sebesar 602 mm/ 6 bulan. Hasil studi menunjukan bahwa bagian selatan dari DAS Lasolo (PCH Asera dan Wiwirano) lebih basah dibandingkan dengan daerah utara DAS tersebut (PCH Lamonae).
