STUDI PERUBAHAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI ( TSM ) DI SELAT MADURA AKIBAT PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

Authors

  • Irfan Samsul Arifin Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Bangun Muljo Sukojo Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Tubagus Solihuddin Pusat Riset Wilayah Laut & Sumberdaya Non-Hayati Badan Riset Kelautan & Perikanan

Keywords:

Muatan Padatan tersuspensi (TSM), ASTER, Selat Madura, Lumpur Lapindo

Abstract

Semburan Lumpur lapindo yang terjadi di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yang  kemudian dialirkan  di kali porong yang bermuara di Selat Madura akan berpengaruh terhadap kondisi perairan di Selat Madura.Salah satunya Muatan Padatan Tersuspensi (TSM). Maka diperlukan pemantauan perubahahan Muatan Padatan Tersuspensi (TSM) di Selat Madura Tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan data citra ASTER Selat Madura tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008. Metode yang digunakan adalah  mengkonversi  nilai Digital number ke dalam bentuk refkektan dan memasukkan algortihma syarief budhiman sehingga nilai Muatan Padatan Tersuspensi (TSM) dapat diketahui. Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap kasifikasi dimana Muatan Padatan Tersuspensi (TSM) tersebut terbagi dalam beberapa kelas  yang tersebar di perairan Selat Madura Surabaya, Sidoarjo Dan Pasuruan.   

Hasil penelitian menunjukkan perubahan muatan padatan tersuspensi (TSM) akibat pembuangan Lumpur Lapindo di Selat Madura sangat bervariatif dimana dari tahun 2005 sampai tahun 2008 nilai Muatan Padatan Tersuspensi (TSM) terjadi penambahan dan penurunan dalam setiap kelasnya. Pada kelas 0-25 mg/l mengalami kenaikan dari 5029,350 Ha menjadi 16405,166Ha, kelas 25-50 mg/l mengalami penurunan dari 13236,863 Ha menjadi 12461,497 Ha, kelas 50-75 mg/l mengalami kenaikan dari 18242,147 Ha menjadi 23082,983 Ha, kelas 75-100 mg/l mengalami penurunan dari 14696,356 Ha menjadi  2256,934 Ha Sedangkan kelas > 100 mg/l mengalami penurunan dari 5326,725 Ha menjadi 1066,536 Ha. Dari uji statistik menunjukkan bahwa Hubungan antara data citra dengan dua pengambilan data lapangan yang diambil dalam waktu yang berbeda mempunyai hubungan yang signifikan yaitu R² = 52,1% pada pengambilan data pertama dan R² = 57,8% pada pengambilan data yang kedua sedangkan untuk nilai RMS rata-rata sebesar 0,274  dan RMS total sebesar 3,286.

 

Author Biographies

Irfan Samsul Arifin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Department of Geomatics Engineering

Bangun Muljo Sukojo, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Department of Geomatics Engineering

Tubagus Solihuddin, Pusat Riset Wilayah Laut & Sumberdaya Non-Hayati Badan Riset Kelautan & Perikanan

Departemen Kelautan & Perikanan

References

Aster Science Team. 1996. ATBD for ASTER level 1 Data Procesing, Earth Remote Sensing Data Analysis Center (ERSDAC).

Abrams Michael and Hook Simon. ASTER User Handbook. Version 1. Jet Propulsion Laboratory. California.

Abrams Michael and Hook Simon. ASTER User Handbook. Version 2. Jet Propulsion Laboratory. California.

Budhiman, S. 2004. Maping TSM Concentrations from Multisensor Satellite image in Turbid Tropical Coastal Waters of Mahakam Delta Indonesia. ITC THE NETHERLANDS.

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Estes, J. E. 1974. Imaging with Photographic and Nonphotographic Sensor System, In : Remote Sensing Tehciques for Environtmental Analysis, California Hamilton Publishing Compagny.

Lillesand dan Kiefer. 1988. Penginderaan jauh dan Interpretasi Citra, Gajah Mada UniversityPress.

Lindgren, D . T. 1985. Land use Planning and RemotE Sensing. Doldrecht : Martinus Nijhoff Publisher.

Meuraah R, Cut. 2004. Penginderaan Jauh.

http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/PENGINDERAAN%20JA Dikunjungi pada tanggal 27 oktober 2008, Jam 02.00.

Nugroho, D.A., 2008. Identifikasi Tanaman Padi dengan Mengkonversi Data Radian dan Data reflektan pada Citra ASTER. Studi Kasus: Kabupaten Subang. Surabaya: Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika.

Purwadhi, F.S.H. 2001. Intepretasi Citra Digital. Grasindo, Jakarta.

Rajabidfard, Abbas, dan I. P. Williamson. 2000. Spatial Data Infrastructures Concept, SDIHierarchy and Future Directions. Melbourne, Victoria : Spatial Data Research Group, Department of Geomatics, TheUniversity of Melbourne.

Solihuddin, T. 2008. Analisa Data Citra Satelit Multitemporal untuk Mengidentifikasi Dinamika Sedimen di Perairan Alur Barat Selat Madura. Surabaya : Program Magister Penginderaan Jauh, Teknik Sipil, FTSP-ITS.

Sutanto. 1998. Penginderaan jauh Jilid I. Gajah Mada University : Fakultas Geografi.

Sulyantara D . H. 2003. ASTER Sebagai Alternatif Pengganti Data Landsat7. URL://http://www.lapanrs.com/YANSA/MAJLH/ind/YANSA--MAJLH--72--ind--laporanlengkap ASTER Sebagai AlternatifPengganti Landsat-7.pdf. Dikunjungi pada tanggal 21 Juli 2008, Jam 23.00.

http://www.lapanrs.com/BINUS/SPARI/ind/BINUS--SPARI--61--ind--laplengkap--Laporan_pesisir.pdf. Di kunjungi pada tanggal 7 Juli 2008, Jam 23.00.

http://hotmudflow.wordpress.com/2006/09/19/menteri-esdm-dukung-pembuangan-air-lumpur-ke-kali-porong.Di kunjungi pada tanggal 7 Juli 2008, Jam 23.00.

http://journal.ui.ac.id/?hal=download&q=333. Dikunjungi pada tanggal 2

Downloads

Published

2024-07-02

How to Cite

Arifin, I. S. ., Sukojo, B. M. ., & Solihuddin, T. . (2024). STUDI PERUBAHAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI ( TSM ) DI SELAT MADURA AKIBAT PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO. GEOID, 5(1), 009–015. Retrieved from https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1276

Issue

Section

Articles