STUDI ANALISIS VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN UAP AIR MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS

Authors

  • Fikri Bamahry Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Khomsin Khomsin Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Susilo Susilo Badan Informasi Geospasial (BIG)
  • Joni Efendi Badan Informasi Geospasial (BIG)

Keywords:

uap air, GPS, ZTD, radiosonde, monsoon asia-australia

Abstract

Pengamatan kandungan uap air yang teliti di atmosfer masih menjadi pekerjaan yang belum terselesaikan oleh para peneliti atmosfer. Dikarenakan pergerakan kandungan uap air yang cepat baik temporal maupun spasialnya di atmosfer, pengamatan kandungan uap air yang akurat sangat sulit dilakukan. Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS telah menawarkan metode baru untuk kandungan uap air yang ada di atmosfer secara akurat. Dengan memanfaatan hitungan estimasi perlambatan dan pembelokan sinyal GPS di lapisan troposfer serta dilengkapi dengan data pengukuran meteorologi permukaan, kita dapat mengetahui berapa kandungan uap air yang ada di atmosfer dengan akurat. Pada penelitian ini digunakan 8 (delapan) stasiun GPS CORS Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mengestimasi kandungan uap air di sekitar wilayah lokasi penelitian, diantara lain: Tuban, Lamongan, Mojokerto, Surabaya, Nganjuk, Malang, Pasuruan, dan Sampang. Zenith Tropospheric Delay (ZTD) yang diestimasi dari pengamatan GPS ini diekstraksi menjadi kandungan uap air menggunkan data meteorologi permukaan. Data kandungan uap air yang didapatkan dari pengamatan GPS di Surabaya memiliki korelasi yang baik dengan hasil pengamatan meteorologi konvensial, yaitu balon radiosonde. Dengan nilai bias 0,761 mm dan korelasi 98,3%, perbandingan data tersebut dapat dikatakan baik. Dari hasil plotting grafik variasi temporal, didapatkan informasi bahwa rerata kandungan uap air bulanan pada musim kemarau (Mei – Oktober 2012) berada antara 20 – 45 mm, sedangkan pada musim hujan (November-April 2012) berada antara 45 – 65 mm. Baik dari grafik variasi temporal kandungan uap air dan hasil penggambaran variasi spasial didapatkan informasi bahwa bulan terkering pada tahun 2012 adalah bulan Agustus, dan bulan terbasah pada tahun 2012 adalah bulan Januari. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh siklus Monsoon Asia-Australia yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia.

Author Biographies

Fikri Bamahry, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Department of Geomatics Engineering

Khomsin Khomsin , Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Department of Geomatics Engineering

Susilo Susilo , Badan Informasi Geospasial (BIG)

Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG

Joni Efendi, Badan Informasi Geospasial (BIG)

Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG

References

Liu, Y., Y. Chen, HB lz, Precision of Precipitable Water Vapor from Radiosonde Data for GPS Solution. Geomatica 54(2) (2000): 171-175.

Seeber, G, Satellite Geodesy: Foundation, Methods, and Application. Berlin (2003): Walter de Gruyter.

Karabatic, A., “Precise Point Positioning (PPP) – An Alternative Technique for Ground Based GNSS Troposphere Monitoring”, Dissertation, Vienna University of Technology, Faculty of Mathematics and Geoinformation (2011).

Bevis, M., S. Businger, T. Herring, C. Rocken, R. Anthes, and R. Ware, GPS Meteorology: Remote Sensing of Atmospheric Water Vapor using the Global Positioning System. J. Geophys. Res., 97, 15,787-15,801,(1992).

Wells, D., Beck, N., Delikaraoglou, D., Kleusberg, A., Krakiwsky, E.J., Lachapelle, G., Langley, R.B., Nakiboglu, M., Schwarz, K.P, Tranquilla, J.M., Vanicek, P. Guide to GPS Positioning. Canada (1999): University of New Brunswick.

Susilo, Pemantauan Precipitable Water Vapor (PWV) di Wilayah Jawa Barat menggunakan GPS Kontinu. Thesis, Institut Teknologi Bandung. (2012)

Neill, A.E., Global Mapping Functions for The Atmospheric Delay at Radiowavelenghts, J. Geophys. Res. (1996), 101,3227-3246

Downloads

Published

2024-07-02

Issue

Section

Articles