STUDI INDEKS VEGETASI UNTUK IDENTIFIKASI VEGETASI HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN CITRA AIRBORNE HYPERSPECTRAL HYMAP DI DAERAH HUTAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

Authors

  • Rizky Andianto Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Hepi Hapsari Handayani Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Keywords:

hutan gambut, indeks vegetasi, citra hymap

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai indeks vegetasi serta mencari indeks vegetasi yang paling baik  dalam rangka pembuatan peta kerapatan vegetasi hutan gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau,Kalimantan Tengah. Peta tersebut berguna untuk mengidentifikasi vegetasi hutan gambut.
Metode indeks vegetasi yang digunakan adalah NDVI, RDVI, dan MSR dengan menggunakan panjang gelombang ( 750,705) dan ( 800,670 ) yang dikorelasikan dengan data prosentase crown cover. Selanjutnya perhitungan algoritma dengan koefisien korelasi terbaik yang akan digunakan untuk menghasilkan peta persebaran crown cover.  Lokasi penelitian adalah kawasan hutan gambut Kalimantan Tengah yang terletak di  koordinat ( 1º56’29.68”LS, 113º27’27.86”BT ) – ( 1º47’58.88”LS, 113º38’3.29”BT ) pada test site 1 di Kabupaten Katingan dan ( 2º26’3.39”LS, 113º51’13.42”BT ) – ( 2º14’13.55”LS, 114º7’38.41”BT ) pada test site 2 di Kabupaten Pulang Pisau.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra Airborne Hyperspectral Hymap mampu digunakan dalam menghasilkan data indeks vegetasi dengan algoritma NDVI, RDVI, dan  MSR. Nilai koefisien determinasi tertinggi 0,821 yaitu dengan indeks vegetasi NDVI pada panjang gelombang ( 750,705 ) kerapatan crown cover yang dihasilkan menjadi 6 kelas yaitu sangat rapat ( 85-100%), rapat ( 70-84% ), sedang ( 50-69% ), rendah ( 30-49% ), jarang ( 10-29% ), sangat jarang ( 1-9% ). Kecuali NDVI pada panjang gelombang ( 800,670 ), crown cover dapat memiliki efek yang besar pada indeks vegetasi yang diikuti dengan besarnya koefisien determinasi yaitu MSR( 750,700 ) = 0.798, RDVI( 750,705)= 0.541, RDVI( 800,670 )= 0.678, NDVI( 800,670 ) = 0.305, NDVI( 750,705 )= 0.821.
Hasil klasifikasi dari Peta Kerapatan Vegetasi digunakan untuk analisa kesesuaian terhadap UU RKTN 2011 – 2030, yang hasilnya adalah pada test site 1 terdapat 0.002% dari  vegetasi yang termasuk dalam kawasan hutan alam dan lahan gambut, 0.067% termasuk dalam kawasan pengusahaan skala kecil, dan 2.883% termasuk dalam kawasan perusahaan skala besar (HA/HT). Namun pada test site 2 84% vegetasi termasuk pada kawasan konservasi dan sisanya tidak termasuk dalam kawasan arahan kebijakan.

Author Biographies

Rizky Andianto, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Department of Geomatics Engineering

Hepi Hapsari Handayani, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

References

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai indeks vegetasi serta mencari indeks vegetasi yang paling baik dalam rangka pembuatan peta kerapatan vegetasi hutan gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau,Kalimantan Tengah. Peta tersebut berguna untuk mengidentifikasi vegetasi hutan gambut.

Metode indeks vegetasi yang digunakan adalah NDVI, RDVI, dan MSR dengan menggunakan panjang gelombang ( 750,705) dan ( 800,670 ) yang dikorelasikan dengan data prosentase crown cover. Selanjutnya perhitungan algoritma dengan koefisien korelasi terbaik yang akan digunakan untuk menghasilkan peta persebaran crown cover. Lokasi penelitian adalah kawasan hutan gambut Kalimantan Tengah yang terletak di koordinat ( 1º56’29.68”LS, 113º27’27.86”BT ) – ( 1º47’58.88”LS, 113º38’3.29”BT ) pada test site 1 di Kabupaten Katingan dan ( 2º26’3.39”LS, 113º51’13.42”BT ) – ( 2º14’13.55”LS, 114º7’38.41”BT ) pada test site 2 di Kabupaten Pulang Pisau.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra Airborne Hyperspectral Hymap mampu digunakan dalam menghasilkan data indeks vegetasi dengan algoritma NDVI, RDVI, dan MSR. Nilai koefisien determinasi tertinggi 0,821 yaitu dengan indeks vegetasi NDVI pada panjang gelombang ( 750,705 ) kerapatan crown cover yang dihasilkan menjadi 6 kelas yaitu sangat rapat ( 85-100%), rapat ( 70-84% ), sedang ( 50-69% ), rendah ( 30-49% ), jarang ( 10-29% ), sangat jarang ( 1-9% ). Kecuali NDVI pada panjang gelombang ( 800,670 ), crown cover dapat memiliki efek yang besar pada indeks vegetasi yang diikuti dengan besarnya koefisien determinasi yaitu MSR( 750,700 ) = 0.798, RDVI( 750,705)= 0.541, RDVI( 800,670 )= 0.678, NDVI( 800,670 ) = 0.305, NDVI( 750,705 )= 0.821.

Hasil klasifikasi dari Peta Kerapatan Vegetasi digunakan untuk analisa kesesuaian terhadap UU RKTN 2011 – 2030, yang hasilnya adalah pada test site 1 terdapat 0.002% dari vegetasi yang termasuk dalam kawasan hutan alam dan lahan gambut, 0.067% termasuk dalam kawasan pengusahaan skala kecil, dan 2.883% termasuk dalam kawasan perusahaan skala besar (HA/HT). Namun pada test site 2 84% vegetasi termasuk pada kawasan konservasi dan sisanya tidak termasuk dalam kawasan arahan kebijakan.

Downloads

Published

2024-07-02

How to Cite

Andianto, R. ., & Handayani, H. H. . (2024). STUDI INDEKS VEGETASI UNTUK IDENTIFIKASI VEGETASI HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN CITRA AIRBORNE HYPERSPECTRAL HYMAP DI DAERAH HUTAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH. GEOID, 9(2), 186–194. Retrieved from https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1424

Issue

Section

Articles