PENGADAAN DATA GEOSPASIAL DESA MENGGUNAKAN WAHANA DRONE-QUADCOPTER (STUDI KASUS : DESA SUGENG, KEC.TRAWAS, KABUPATEN MOJOKERTO)
Keywords:
pemetaan partisipatif, unmanned aerial vehicle, ortofoto fotogrametriAbstract
Salah satu kemajuan dibidang ilmu dan teknologi spasial adalah dengan berkembangnya wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau nir awak yang semakin terjangkau baik harga (low cost) dan siap terbang (Ready To Fly / RTF) maupun kemudahan pengoperasiannya terutama untuk pemetaan secara fotogrametris. Fotogrametri sebuah proses untuk memperoleh informasi metris mengenai sebuah obyek melalui pengukuran yang dibuat pada hasil foto udara sebuah obyek. Sedangkan interpretasi foto didefinisikan sebagai ekstraksi dari informasi kualitatif mengenai foto udara dari sebuah obyek oleh analisis visual manusia dan evaluasi fotografi (Edward dan James 2004). Terminologi baru menggunakan pesawat tanpa awak atau yang biasa disebut UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan platform yang mendukung untuk pengukuran fotogrametri. UAV standar ini memungkinkan untuk melakukan pelacakan posisi dan orientasi dari sensor yang diimplementasikan dalam sistem lokal atau koordinat global (Eisenbeiss, 2008 dalam Rukmana, 2013).
Penelitian ini merupakan kegiatan pemetaan spasial dengan menggunakan alat berupa wahana terbang nir-awak RTF modifikasi yang digunakan untuk memetakan lokasi bencana longsor. Adapun sensor yang digunakan adalah kamera amatir non-metrik. Adapun wahana yang digunakan adalah sejenis Quadcopter dengan ketinggian terbang sekitar 250 meter dan dalam waktu 15 menit pemotretan dilakukan.Dengan metode Fotogrametri maka akan dapat melakukan rapid mapping (pemetaan cepat) yang berupa informasi berupa peta desa dalam rangka menunjang program pemetaan partisipatif nasional (BIG, 2014).
Hasil akhir dari kegiatan ini berupa pemetaan desa Sugeng Kec. Mojokerto seluas 270 ha. Peta desa yang dihasilkan dengan format peta ortofoto. Dari 378 foto tersebut telah dipilih dengan pertimbangan tingkat ketajaman, blur dan ketinggian terpilih 232 foto. Dimana satu kelemahan adalah daya baterai litium yang digunakan selama 8 menit/baterai. Untuk kegiatan ini digunakan 4 baterai sehingga total terbang 1 x untuk flight test sedangkan total pemotretan menggunakan 3 baterai atau sepanjang 8 x 3 = 24 menit.
References
Eisenbeiss, H. 2009. UAV Photogrammetry. Zürich. ETH Zürich.
Kardono, AK. Rushianto E., Fatoni A., 2012, Perancangan dan Implementasi Sistem Pengaturan Optimal LQR untuk Menjaga Kestabilan Hover pada Quadcopter, Jurnal Teknik ITS, Vol.1, No.1, Tahun 2012, (ISSN : 2301-9271)
Kavzoglu, T., dan Karsli, F. 2008. Calibraton of A Digital Single Lens Reflex (SLR) Camera Using Artificial Neural Networks. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. XXXVII. Part B5. Beijing.
Wolf, P. R. dan Dewitt, B. A., Elements of Photogrammetry: with Application in GIS. Columbus: McGraw Hill, 2004.
Mikhail, E. M dan Bethel, J. S., Introduction to Modern Photogrammetry.John Wiley & Sons Inc., 2001.
Wolf, P. R,Elemen Fotogrametri,Edisi ke-2. Gadjah Mada University Press, 1993.