ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANANNYA PADA LOKASI PERMUKIMAN (Studi Kasus: Kelurahan Keputih, Surabaya)
Keywords:
kawasan kumuh, kekumuhan, permukiman, skoringAbstract
Kota Surabaya sebagai ibukota dari Provinsi Jawa Timur merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan tingginya tingkat migrasi mengakibatkan sebagian besar masyarakat menempati lokasi tempat tinggal yang tidak sesuai standar sehingga menimbulkan permasalahan permukiman kumuh. Kelurahan Keputih sebagai salah satu kawasan dengan perkembangan kegiatan bisnis, pendidikan dan perdagangan yang pesat, terindikasi terdapat kawasan kumuh. Oleh karena itu, dilakukan pemetaan kawasan kumuh yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan empat tingkat kekumuhan yakni, bukan kawasan kumuh, kawasan kumuh ringan, kawasan kumuh sedang dan kawasan kumuh berat. Dari klasifikasi tersebut ditambah dengan variabel legalitas lahan dapat direncanakan pola penanganan sesuai penetapan lokasi kawasan kumuh. Metode skoring digunakan penelitian ini dalam melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh dengan menggunakan tujuh indikator kekumuhan dari Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman, 2016 yaitu: kondisi bangunan, kondisi jalan lingkungan, kondisi drainase lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan dan kondisi proteksi kebakaran. Hasil penelitian menunjukkan di Kelurahan Keputih hanya menghasilkan dua klasifikasi tingkat kekumuhan, 14 RT termasuk dalam bukan kawasan kumuh dengan luas total wilayah permukiman 39,839 Ha dan 10 RT termasuk dalam kawasan kumuh ringan dengan luas total wilayah permukiman 21,137 Ha. Sedangkan dari rencana pola penanganan didapatkan, 2 wilayah RT perlu pemugaran, 6 wilayah RT dilakukan permukiman kembali dan 2 wilayah RT perlu dilakukan pemugaran dan permukiman kembali.
References
Auliannisa, D. 2009. Permukiman Kumuh di Kota Bandung. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Geografi, Universitas Indonesia.
Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman. 2016. Panduan Pendampingan Penyusunan Raperda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman. 2016. Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP). Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Fitria, N., dan Rulli P.S., 2014. Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat. Jurnal Teknik POMITS. 3, 2: C240-C244.
Heryati. 2008. Identifikasi Dan Penanganan Kawasan Kumuh Kota Gorontalo.
Ilmy, H.F. 2016. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarcy Process) (Studi Kasus: Kecamatan Klojen, Kota Malang). Jurusan Teknik Geomatika. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pujihastuti, I.,. 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian. CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 2, 1: 43-56.
Setiadi, A. 2012. Identifikasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kota Bontang. Universitas Trisakti.
Sholahuddin, M., Tanpa Tahun. SIG untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara). 1-10.