ANALISA POTENSI DAERAH BENCANA TANAH LONGSOR PADA CURAH HUJAN RENDAH DAN CURAH HUJAN TINGGI DI KAWASAN GUNUNG WILIS

Authors

  • Akbar Kurniawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Yanto Budisusanto Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Ainur Rofiq RJ

Keywords:

Kawasan Gunung Wilis, Sistem Informasi Geografis, Tanah Longsor

Abstract

Kawasan Gunung Wilis merupakan wilayah yang cukup sering terjadi bencana tanah longsor. Salah satu bencana tanah longsor yang terjadi di kawasan Gunung Wilis yaitu pada hari kamis 6 april 2017 Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan overlay metode intersection, Setiap parameter yang telah dilakukan reclassify dan skoring akan di overlay. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya peta tingkat kerawanan bencana tanah longsor di Kawasan Gunung Wilis yang dibagi kedalam 3 kelas yaitu : rendah, sedang, dan tinggi. Dari pengolahan data pada kondisi Curah Hujan Rendah dihasilkan identifikasi bahwa wilayah Kabupaten Kediri disekitar Kawasan Gunung Wilis masuk kedalam kategori kerawanan tinggi dengan area kerawanan paling luas dibandingkan kabupaten lainnya sebesar 0,45% , Kabupaten Nganjuk masuk kedalam kategori kerawanan sedang terluas sebesar 6,26% , dan Kabupaten Madiun masuk kedalam kategori kerawanan rendah terluas sebesar 18,53% dari total wilayah penelitian. Sedangkan pengolahan data pada kondisi Curah Hujan TInggi dihasilkan identifikasi bahwa wilayah Kabupaten Kediri disekitar Kawasan Gunung Wilis masuk kedalam kategori kerawanan tinggi dengan area kerawanan paling luas dibandingkan kabupaten lainnya sebesar 0,55% , Kabupaten Ponorogo masuk kedalam kategori kerawanan sedang terluas sebesar 10,75% dan Kabupaten Nganjuk masuk kedalam kategori kerawanan rendah terluas sebesar 16,10% dari total wilayah penelitian.

References

Anthony, A.J. 2011. Evaluasi Ketersediaan Lahan Pertanian Padi dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus: Kabupaten Pasuruan). Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Wilayah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

BMKG, 2016. Peta Curah Hujan Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika. Malang.

BNPB, 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta.

Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Andi Offset.

Jamil, Dzulfikar Habibi. Tjahjono, Heri. Parman, Satyanta 2013. Deteksi Potensi Kekeringan Berbasis Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Klaten. Jurnal, 30-37. Semarang : Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.Northrop, A. (2015). IDEAS – LANDSAT Products Description Document. United Kingdom: Telespazio VEGA UK Ltd.

Kementrian Kehutanan, 2012. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.12/Menhut-Ii/2012, Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (Rtk Rhl-Das), Jakarta : Kemenhut.

Mather, P. M., 1987. Computer Processing of Remotely-Sensed Images. An Introduction, 1st Edition, Wiley, Chichester.

Republik Indonesia, P. 2004. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.

Sulistiarto, B. 2010. Studi Tentang Identifikasi Longsor dengan Menggunakan Citra Landsat dan Aster (Studi Kasus: Kabupaten Jember). Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Taufik Q, F. 2012. Pemetaan Ancaman Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Konawe. Kendari : Fisika FMIPA Universitas Haluleo.

Downloads

Published

2024-07-02

How to Cite

Kurniawan, A. ., Budisusanto, Y. ., & RJ, A. R. (2024). ANALISA POTENSI DAERAH BENCANA TANAH LONGSOR PADA CURAH HUJAN RENDAH DAN CURAH HUJAN TINGGI DI KAWASAN GUNUNG WILIS . GEOID, 14(1), 75–82. Retrieved from https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1590

Issue

Section

Articles