Identifikasi Fitur Dasar Laut Menggunakan Data Multibeam Echosounder (Studi Kasus: Perairan Utara Papua)
Keywords:
Perairan, Gunung Bawah Laut, Multibeam EchosounderAbstract
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang luas dengan topografi yang bervariasi. Proses identifikasi topografi membutuhkan teknologi dan pengetahuan terbaru. Untuk dapat mengidentifikasi fitur dasar laut diperlukan penelitian menggunakan teknologi akustik berupa multibeam echosounder sehingga dapat dibuat model kondisi bawah air. Pemetaan detail dasar laut ini memungkinkan untuk menghasilkan gambaran topografi bawah laut yang lebih jelas. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi mengenai keberadaan pegunungan bawah laut di lautan Utara Papua. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari survei batimetri menggunakan multibeam echosounder yang dihasilkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2019. Data yang diambil untuk mengoreksi data multibeam echosounder adalah SVP Data (Sound velocity profiler). Penelitian ini dilakukan di lautan bagian Utara Papua yang terbagi menjadi dua lokasi. Hasil identifikasi di lokasi pertama (Lokasi A) menunjukkan luas wilayah 57.666 km² dengan ketinggian 1.978 meter. Objek tersebut terletak kedalaman minimum 1.164 meter dan kedalaman maksimum 3.142 meter. Sedangkan pada lokasi kedua (Lokasi B), ditemukan objek yang memiliki luas sebesar 81,134 km², pada kedalaman minimum 1.997 meter, kedalaman maksimum 3.056 meter, dan memiliki ketinggian 1.059 meter. Hasil identifikasi kedua objek menunjukkan bahwa ketinggian kedua objek tersebut lebih dari 1.000 m, sehingga keduanya dapat dikategorikan sebagai gunung bawah laut atau seamount.
Indonesia is a country that has vast sea territory with varied topograph. The topographic identification process requires the latest technology and knowledge. To be able to identify the existence of seabed features, research is needed using acoustic technology in the form of a multibeam echosounder so that models of underwater conditions can be made. This detailed mapping of the seabed is possible to produce a clearer underwater topographic picture. In this study, identification was carried out regarding the existence of undersea mountains in Papua's northern ocean. The data used in this study came from a bathymetry survey using the multibeam echosounder produced by the Badan Informasi Geospapsial (BIG) in collaboration with the Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) in 2019. The data taken to correct the multibeam echosounder data are SVP (Sound velocity profiler) data. This research was conducted in the northern ocean of Papua which is divided into two locations. Based on the identification, the first location (A) has an area of 57,666 km² with 1,978 meters of height. This object is located at a minimum depth of 1,164 meters and a maximum depth of 3,142 meters. At the second location (B) were found an object with an area of 81,134 km², at a minimum depth of 1,997 meters, a maximum depth of 3,056 meters. The height of this object is 1,059 meters. Based on the results these two objects have more than 1,000 meters of height, thus the object can be categorized as an undersea mountain or seamount.
References
Bermana, I. (2006). Klasifikasi Geomorfologi Untuk Pemetaan Geologi Yang Telah Dibakukan. Bulletin of Scientific Contribution, 161-173.
Nababan, tF. V. (2015). Oseanografi Geologi Morfologi Dasar Laut. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nurwadjedi. (2000). Klasifikasi Bentuklahan Semi Detil (Skala 1:50.000 / 1:25.000) Hasil Pengembangan Peta REPPPROT Skala 1:250.000. Globe, 72-83.
Triarso, E., & Troa , R. A. (2016). Pemetaan Geologi Gunung Api Bawah Laut Kawio Barat Perairan Sangihe-Talaud Menggunakan Multibeam Echosounder Resolusi Tinggi. Jurnal Kelautan Nasional, 67-7
Van Zuidam, R.A. (1982) Consideration on Systematic Medium Scale Geomorphological Mapping, Z. Geomorph.NF, Vol. 20.
Verstappen,H.Th. (1970) Introduction to the ITC – System of Geomorpholo-gy Survey. KNAG Geografisch Tijdschrift , Vol 4.