Analisis Perubahan Morfologi Garis Pantai Akibat Tsunami di Teluk Palu Menggunakan Data Citra Sentinel-2
Keywords:
sentinel-2, sen2core, Coastline change, MSIAbstract
Informasi perubahan garis pantai sangat penting dalam berbagai kajian pesisir, misalnya; rencana pengelolaan kawasan pesisir, perwilayahan/zonasi bahaya, studi abrasi-akresi, serta analisis dan pemodelan morfodinamika pantai. Salah satu penyebab ternjadinya perubahan morfologi garis pantai adalah oleh fenomena tingginya gelombang akibat terjadinya tsunami. Teluk Palu mengalami terpaan gelombang Tsunami yang terjadi pada 28 September 2018. Pesisir pantai sepanjang teluk palu mengalami berubahan yang cukup signifikan akibat adanya dampak Tsunami tersebut. Dalam penelitian ini, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh secara temporal dan spasial digunakan dalam identifikasi perubahan garis pantai. Metode yang digunakan adalah interpretasi terhadap Normalized Difference Water Index (NDWI) pada citra Sentinel-2 untuk mengidentifikasi garis pantai serta menganalisis besarnya perubahan yang terjadi. Hasil analisis perubahan garis pantai yang terjadi akibat Tsunami setelah dilakukan tumpang susun terhadap data sebelum dan setelah terjadi Tsunami diperoleh panjang garis pantai sebelum Tsunami 42,633 km dan setelah Tsunami 40,718 km dimana terjadi perubahan pajang garis pantai 1,915 km, serta luas abrasi 1,021 km2.
Coastline change information is very important in various coastal studies, for example; coastal area management plans, hazard zoning, abrasion-accretion studies, as well as coastal morphodynamical analysis and modeling. One of the causes of coastline morphology change is the phenomenon of high waves due to the tsunami. Tsunami waves has exposed Palu Bay on September 28, 2018. The coast along the Palu bay experienced significant changes due to the impact of the Tsunami. In this study, temporally and spatially remote sensing technology are used to identify coastline changes. The Normalized Difference Water Index (NDWI) method used to interpret Sentinel-2 image to identify and analyze the coastline changes that happened. An analysis of the results of coastline changes that occurred as a result of the Tsunami after overlapping the data before and after the Tsunami were obtained that the length of the coastline before the Tsunami was 42.633 km and after the Tsunami was 40.718 km where there was a change in coastline length of 1.915 km, and an area 1.021 km2 of abrasion.
References
Anugrahadi, A. et al., (2012). Analisis Citra Aster GDEM untuk Mengetahui Slope di Daerah yang Terkena Abrasi dan Akresi. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ISOI IX (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia) 21-23 Oktober 2012 Di Mataram, Lombok.
Bioresita, F., & Hayati, N. (2016). Coastline Changes Detection Using Sentinel-1 Satellite Imagery in Surabaya, East Java, Indonesia. Geoid. No.2. Vol.11. hal. 190–198. https://doi.org/10.12962/j24423998.v11i2.1265
Cahyono, H., Wulan, T. R., Musrifah, & Maulana, E. (2017). Analisis Perubahan Garis Pantai dengan Menggunakan Data Citra Landsat di Pesisir Kabupaten Kulonprogo. Bunga Rampai Kepesisiran Dan Kemaritiman Jawa Tengah, 2, 1–12.
Chand, P., & Acharya, P. (2010). Shoreline change and sea level rise along coast of Bhitarkanika wildlife sanctuary, Orissa: An analytical approach of remote sensing and statistical techniques. International Journal of Geomatics and Geosciences, 1(3), 436–455.
Fadlin, F., Kurniadin, N., & Prasetya, F. V. A. S. (2020). Analisis Indeks Kekritisan Lingkungan di Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit LANDSAT 8 OLI / TIRS. Jurnal Geodesi Dan Geomatika (ELIPSOIDA), 03(01), 55–63.
Hariyanto, T., Pribadi, C. B., & Mukhtar, M. K. (2018). Evaluasi Perubahan Garis Pantai Akibat Abrasi dengan Citra Satelit Multitemporal (Studi Kasus: Pesisir Kabupaten Gianyar, Bali). Geoid. No.1. Vo.14. hal 66–74.
Kasim, F., & Salam, A. (2015). Identifikasi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit serta Korelasinya dengan Penutup Lahan di Sepanjang Pantai Selatan Provinsi Gorontalo. Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 3(4), 160–167. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.5108.0724
Mutmainah, H., Christiana, D. W., & Kusumah, G. (2016). Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010 (Simulasi Comcot 1.7) Dan Dampaknya Kini Terhadap Pantai Barat Mentawai. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 9(2), 175–187. https://doi.org/10.21107/jk.v9i2.1917
Opa, E. T. (2011). Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis, 7(3), 109. https://doi.org/10.35800/jpkt.7.3.2011.187
Suharyo, O. S., & Hidayah, Z. (2019). Pemanfaatan Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Perubahan Garis Pantai Pesisir Utara Surabaya. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 12(1), 89. https://doi.org/10.21107/jk.v12i1.5084
Wahyuningsih, D. S., Maulana, E., Wulan, T. R., Ambarwulan, W., Putra, M. D., Ibrahim, F., Setyaningsih, Z., & Putra, A. S. (2016). Efektivitas Upaya Mitigasi Abrasi Berbasis Ekosistem Di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Kelautan, 2012, 255–260.