Analisa Sebaran Sedimentasi di Waduk Selorejo dengan menggunakan Data Single Beam Echosounder
Keywords:
Batimetri, Singlebeam Echosounder, SedimentasiAbstract
Waduk Selorejo sebagai salah satu waduk destinasi wisata dari Perum Jasa Tirta I serta salah satu sumber air bagi masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Dari waktu ke waktu, sungai-sungai yang berada di sekitar waduk membawa material sedimen (lumpur, pasir, kerikil, dan lainnya) yang menyebabkan pendangkalan (sedimentasi). Maka dari itu perlu dilakukan penelitian berupa pemetaan batimetri Waduk Selorejo yang diharapkan dapat menjadi acuan dan pertimbangan bagi pihak Perum Jasa Tirta I terkait untuk perlindungan dan pemeliharaan area sekitar Waduk Selorejo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Data yang digunakan diambil secara langsung menggunakan SBES (Singlebeam Echosounder) HD-370 yang dihubungkan dengan GNSS Hi-Target V60. Setelah dilakukan koreksi kedalaman, diketahui bahwa Waduk Selorejo saat proses pemeruman memiliki kedalaman minimum -9 m dan kedalaman maksimum -29 m dengan luas 86,40 ha. Fitur bawah air yang ada pada Waduk Selorejo adalah gundukan pertama yang terletak pada koordinat Easting dan Northing berturut-turut 649798,65 m;9129962,53 mdengan ketinggian 6 m kemiringan 10,96º, serta gundukan kedua yang terletak pada koordinat Easting dan Northing berturut-turut 649915,00 m;9129792,61 m serta memiliki ketinggian 18,51 m, kemiringan 19,13º pada bagian atas dan kemiringan 8,28º pada bagian bawah. Selain itu juga dilakukan pengambilan sedimen menggunakan grab sampler. Berdasarkan uji lab terhadap 20 sampel sedimen yang telah diambil, diketahui Waduk Selorejo didominasi oleh tipe sedimen silt (lanau, sebuah sedimen yang diendapkan oleh air) dengan nilai rata-rata 72,90%. Jenis sedimen lain yang terdeteksi yakni sand (pasir) dengan nilai rata-rata 18,05% dan clay (tanah liat) dengan nilai rata-rata 9,04%. Diketahui juga Waduk Selorejo mampu menampung air dengan volume maksimum 13.731.709,38 m3 pada kedalaman maksimum 50 m.
References
Adhistana, D. D. (2017). Rencana Pengoperasian yang Optimum pada Potensi Air Waduk Selorejo untuk Pembangkit Listrik dan Irigasi (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Dewi, L. S., Ismanto, A., & Indrayanti, E. (2015). Pemetaan batimetri menggunakan singlebeam echosounder di perairan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Journal of Oceanography, 4(1), 10-17.
Ghilani, C. D., & Wolf, P. R. (2010). Elementary surveying. Prentice hall.
Herawati, N. (2017). Indonesia-Second Phase of the Dam Operational Improvement And Safety Project: environmental assessment: Environmental and social management framework.
Johannesson, K. A. (1983). Fisheries acoustics-a practical manual for aquatic biomass estimation. FAO Fish. Tech. Pap., 240, 1-249.
Poerbandono, D. E., & Djunarsjah, E. (2005). Survei hidrografi. Refika Aditama. Bandung, 166.
Simmonds, J., & MacLennan, D. N. (2008). Fisheries acoustics: theory and practice. John Wiley & Sons.
Yudiarso, R. A., Suhartanto, E., & Soetopo, W. (2014). Upaya konservasi waduk Selorejo berdasarkan perkembangan peta penggunaan lahan dalam kurun waktu tahun 2000–2011. Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering, 5(1), 1-8.