Religiositas Melintas Batas : Negosiasi Identitas dan Praktik Beragama Pekerja Migran Indonesia di Taiwan dan Hongkong
DOI:
https://doi.org/10.12962/j29649714.v4i1.7851Keywords:
Pekerja migran Indonesia, Taiwan, Hongkong, religiositas, identitas agamaAbstract
Penelitian ini meneropong negosiasi identitas dan praktik beragama komunitas migran Indonesia di Taiwan dan Hongkong. Praktik dan identitas keberagamaan suatu kelompok masyarakat kerapkali dipandang sebagai suatu entitas yang pasif dan tidak berubah seiring pergeseran waktu dan perpindahan tempat. Cara pandang semacam ini berpotensi melihat manusia sebagai sumber daya belaka yang terlepas dari akar budaya dan religiositasnya. Pekerja migran Indonesia di Taiwan dan Hongkong menjadi obyek penelitian ini karena mereka sudah sekian lama menegosiasikan identitas keagamaannya di ruang publik baik secara kolektif maupun individu untuk menjaga keberlangsungan pekerjaannya. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan mewawancarai beberapa pekerja migran Indonesia di kedua negara. Praktik beragama dari pekerja migran akan dilihat dengan kacamata Crossing and Dwelling dari Thomas A Tweed. Hasilnya adalah terdapat kesulitan-kesulitan bagi pekerja migran Indonesia ketika harus menjalankan praktik beragamanya di negara tujuan termasuk dalam menegosiasikan identitas agamanya di ranah pekerjaan. Walaupun bisa beradaptasi setelah menguasai Bahasa, namun diperlukan peran pemerintah dalam mewadahi dan menegosiasikan berbagai aturan dalam lingkup pekerjaan untuk memudahkan pekerja migran mengekspresikan dan menjalankan agamanya sekalipun hanya dalam ranah privat.