Isi Artikel Utama

Abstrak

Desa Wirotaman mengalami gempabumi magnitudo 6,1. Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa dan kerugiaan materiil. Didapati juga bahwa pasokan air saat musim kemarau menjadi sedikit, akibat jaringan air bersih yang kurang baik. Agar tidak bergantung pada mata air Gunung Semeru, perlu dilakukan penyelidikan untuk mengetahui keberadaan airtanah di Desa Wirotaman. Penyelidikan airtanah dapat dilakukan dengan memanfaatkan parameter resistivitas. Adanya air akan memberikan variasi nilai resistivitas di bawah permukaan. Nilai resistivitas bawah permukaan dapat diukur menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik yang umum diterapkan untuk mendeteksi airtanah adalah Vertical Electrical Sounding. Pengukuran geolistrik VES dilakukan di lima titik, termasuk area yang kekurangan pasokan air. Dilakukan pula survei geologi dan survei sumur untuk mengetahui kondisi hidrogeologi dan kedalaman muka airtanah sebagai penunjang interpretasi hasil VES. Hasil pengukuran didapatkan nilai error sebesar kurang dari 10%. Kedalaman muka airtanah di desa Wirotaman bervariasi, dari 5 meter di sisi utara akuisis hingga 60 meter di sisi selatan daerah akuisisi yang merupakan titik tertinggi desa. Akuifer yang terdapat di Desa Wirotaman diidentifikasi sebagai pasir, yang berada di atas litologi impermeabel seperti lempung dan batuan lava. Rekomendasi pembuatan sumur didapatkan di sisi tenggara daerah survei, yang diperkirakan memiliki kedalaman airtanah dari 11 hingga 40 meter.

Kata Kunci

Air Tanah Akuifer Vertical Electrical Sounding Wirotaman

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nur Rochman, J. P. G. ., Abdulah, F. ., Putra, A. M., Priyambodo, I. A. ., & Haidar, M. . (2022). Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Geolistrik di Daerah Pasca Gempa Studi Kasus Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Sewagati, 6(3), 333–350. https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i3.186