Isi Artikel Utama
Abstrak
Implementasi teknologi 3D-Printer saat ini sudah banyak diterapkan di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, salah satunya adalah UMKM penyedia jasa cetak 3 Dimensi (3D) yang terletak di Keputih, Sukolilo, Surabaya. Karena usia yang tergolong muda, UMKM amatan belum mempunyai standar terkait proses, kualitas, maupun pengendalian risiko. Pengabdian ini memprioritaskan pada analisis risiko terutama pada operasi mesin 3D-Printer, dimana proses tersebut adalah hal yang krusial karena UMKM tersebut mengandalkan aktivitas bisnis hanya pada satu mesin saja, yang apabila rusak maka produksi tidak akan bisa berjalan. Analisis risiko menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dipilih karena UMKM tersebut belum mendokumentasikan kegagalan yang pernah terjadi, sehingga metode yang bersifat induktif dan bottom-up lebih tepat untuk digunakan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah membantu UMKM mengelola risiko kegagalan proses cetak 3 Dimensi menggunakan FMEA. Berdasarkan FMEA, dapat diketahui bahwa terdapat 3 mode kegagalan yang memiliki nilai severity diatas 5 dan terdapat 4 mode kegagalan yang memiliki nilai severity 3-4 dan occurrence >4. Rekomendasi perbaikan untuk menurunkan nilai Risk Priority Number (RPN) telah diberikan dalam pembahasan.
Kata Kunci
Rincian Artikel
Hak Cipta (c) 2023 Sewagati
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.