Isi Artikel Utama

Abstrak

Pemanfaatan edible landscape pada lahan berskala kecil di perkotaan telah dianggap sebagai strategi berkelanjutan dan alternatif untuk menciptakan vegetasi dari pekarangan yang mampu memodifikasi iklim mikro sebagai upaya pengurangan efek pulau panas akibat Land Surface Temperature (LST). Penggunaan konsep edible landscape memiliki potensi untuk menawarkan jasa ekosistem, termasuk mengurangi efek pulau panas. Fokus program kemitraan masyarakat ini yakni pada mitigasi kebencanaan akibat perubahan iklim, dengan tujuan program pengurangan pulau panas melalui rekayasa vegetasi dari tanaman edible. Pencapaian tujuan dilakukan dengan metode edukasi kepada masyarakat melalui Focus Group Discussion (FGD), dan aksi penanaman tanaman edible di lanskap pekarangan mitra sasaran. Hasil pembelajaran menunjukkan adanya tingkat pemahaman masyarakat terkait edible landscape yang didesain dalam lanskap pekarangan. Sedangkan pada aksi penanaman, sebanyak 450 bibit tanaman edible di antaranya mulberry, kelor, chaya, salam, belimbing wuluh, serai, kunyit, dan lengkuas berhasil ditanam di lanskap pekarangan mitra. Hasil monev terhadap pertumbuhan tanaman menunjukkan tanaman edible mampu tumbuh dengan baik dalam lanskap pekarangan mitra sasaran.

Kata Kunci

Edible landscape Mitigasi bencana Pulau panas LST

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nurgiantoro, Hadini, L. O. ., Mando, L. O. A. S. ., Aris, A. ., Jackrianto, S. ., Firmansyah, F. R. ., & Wati, H. . (2023). Pemanfaatan Edible Landscape pada Lahan Berskala Kecil sebagai Solusi Pengurangan Pulau Panas akibat Land Surface Temperature di Kelurahan Wundumbatu Kota Kendari. Sewagati, 7(5), 766–774. https://doi.org/10.12962/j26139960.v7i5.592

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama