Isi Artikel Utama
Abstrak
Penyandang tunanetra dalam kesehariannya memiliki kesulitan untuk mengetahui area berbahaya di tempat yang asing bagi mereka. Kesulitan ini terutama dalam hal spasial, yaitu memperkirakan medan di sekitarnya, seperti ketinggian tempat dia berada, daerah berbahaya yang berpotensi menyebabkan celaka, maupun daerah industri yang bertegangan listrik tinggi. Disamping itu penyandang tunanetra juga tidak bisa mengetahui dengan mudah apakah suatu suatu lokasi boleh di akses atau tidak, dikarenakan tidak adanya atau tidak memungkinkan tersedianya petunjuk dalam bentuk tulisan Braille. Agar penyandang tunanetra dapat ber navigasi mandiri, maka mereka membutuhkan alat bantu untuk mengetahui area berbahaya, dan area terlarang. Alat bantu ini merupakan sistem peringatan tentang adanya bahaya atau resiko fatal yang dipasang di area-area berbahaya, yang berupa sensor PIR, dan alarm, serta peringatan bahaya berupa suara manusia. Sistem yang telah berhasil diimplementasikan ini, yaitu sebagai hasil pelaksanaan Abdimas ini dapat membantu memberi rasa nyaman pada penyandang tunanetra, dan mengurangi resiko bahaya kecelakaan.