Isi Artikel Utama
Abstrak
Pandemi Covid-19 memiliki dampak terhadap berbagai sektor termasuk industri kulit. Kulit tersamak yang telah melalui proses finishing, seringkali mengalami penurunan kualitas akibat penyimpanan yang tidak standar. Kulit samak sebelum digunakan sebagai bahan produk kulit disimpan dalam ruang penyimpanan atau gudang dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama kulit tersebut akan menumpuk, ditumbuhi jamur, dan timbul bau yang tidak sedap. Hal ini menimbulkan defek dan menyebabkan turunnya kualitas kulit. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini diadakan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang perawatan dan penyimpanan kulit dan produk kulit di Kelompok Pengrajin Kulit Setyo Rukun Manding. Metode kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, serta pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian berupa pelatihan dan pendampingan dibagi menjadi beberapa porsi kegiatan, yaitu 60% praktek perbaikan kulit berjamur dan kulit kaku, 20% penyampaian teori, 10% diskusi dan 10% evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan melihat hasil perbaikan kulit berjamur dan kulit kaku. Hasil kegiatan pengabdian yaitu didapatkan formulasi untuk mengatasi kulit kaku maupun kulit berjamur di Sentra Kulit Setyo Rukun, Manding. Hasil evaluasi kulit kaku yaitu dengan pengujian kelemasan kulit. Kelemasan kulit meningkat sebesar 0,6 mm dari kulit awal. Sedangkan hasil evaluasi kulit berjamaur yaitu tidak tumbuh jamur pada kulit setelah diinkubasi selama 48 jam.
Kata Kunci
Rincian Artikel
Hak Cipta (c) 2024 Sewagati
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.