Isi Artikel Utama
Abstrak
Industri batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan tengah mendapat perhatian dari pemerintah setempat sejak ditetapkannya Desa Klampar sebagai Kampung Batik pada tahun 2009 melalui surat keputusan Bupati Pamekasan karena telah menjadi desa dengan pengrajin batik terbanyak sejak belasan tahun yang lalu. Untuk mendapatkan warna dan motif dengan ciri Madura yang khas, para pengrajin batik di Desa Klampar umumnya menggunakan pewarna sintetik jenis Remazol dan Naptol. Kurang lebih selama 15 tahun, kedua zat pewarna tersebut digunakan secara massif, namun limbah zat sisanya belum pernah diolah dengan baik. Oleh karena itu, tim pengabdian ITS menghibahkan reaktor degradasi pewarna sintetik yang berbasis adsorpsi fotokatalitik yang merupakan hasil riset laboratorium kimia. Setelah dilakukan beberapa kali evaluasi dan pengembangan, reaktor fotokatalitik ini terdiri atas tandon dengan penambahan lampu UV yang dihubungkan dengan 3 kolom yang masing-masing berisi silika, manganese, dan karbon aktif. Proses penjernihan air ini dioptimalisasi dengan penambahan klorin dan fotokatali-sator TiO2. Sistem ini dapat menjernihkan limbah hingga ke tingkat yang aman untuk dibuang ke lingkungan. Tim pengabdian masyarakat ITS telah menyerahkan 1 unit reaktor kepada UMKM Batik Pelangi di Desa Klampar dengan penambahan solar cell sebagai sumber energinya.
Kata Kunci
Rincian Artikel
Hak Cipta (c) 2023 Sewagati
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.