Isi Artikel Utama

Abstrak

Desa Kalanganyar, Sidoarjo, merupakan wilayah dengan potensi besar di sektor perikanan dan pengolahan hasil tambak, namun menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan limbah organik yang belum termanfaatkan secara optimal. Lebih dari 65% sampah harian di TPS3R desa ini berupa limbah organik yang berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan jika tidak ditangani secara tepat. Program pemberdayaan masyarakat ini mengimplementasikan sistem budidaya larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi berbasis teknologi. Larva BSF mampu mengonversi limbah organik menjadi biomassa bernutrisi tinggi untuk pakan ikan serta menghasilkan kasgot sebagai pupuk organik yang memperkuat ekonomi sirkular desa. Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif melalui tahapan survei kebutuhan, perizinan, instalasi sistem modular MagoBox Tower Lite, pelatihan teknis, hingga evaluasi produksi. Satu unit sistem menghasilkan 14,5 kg larva kering per siklus dengan potensi keuntungan sekitar Rp1.015.000 untuk pakan, dengan nilai SROI sebesar 13,68, yang berarti dampaknya mencapai 13 kali lipat dari biaya investasi. Masyarakat masih memerlukan dukungan eksternal untuk mengelola limbah serta mengintegrasikan berbagai sektor desa, seperti perikanan, pertanian, dan peternakan, dalam satu ekosistem ekonomi sirkular terpadu.

Kata Kunci

Biokonversi Black Soldier Fly Ekonomi Sirkular Indeks Kepuasan Masyarakat Pengelolaan Limbah Organik Social Return on Investment

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
R. R. Ramadhani, “Analisis Social Return on Investment dan Indeks Kepuasan Masyarakat Program Pemberdayaan Komunitas Pengelola TPS3R Desa Kalanganyar, Sidoarjo melalui Implementasi Sistem Budidaya Larva Black Soldier Fly untuk Mendukung Ekonomi Sirkular”, SWGT, vol. 9, no. 5, hlm. 1305–1318, Okt 2025.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama