Isi Artikel Utama
Abstrak
Produksi tempe di Bagusari, Keluarahan Jogotrunan, Kabupaten Lumajang sudah ada sejak sekitar 75 tahun yang lalu. Hampir 90% masyarakat Bagusari memproduksi dan menjual tempe sebagai pekerjaan utama. Kendala yang biasanya dihadapi oleh produsen tempe yaitu faktor cuaca. Proses pematangan tempe yang dipengaruhi cuaca dan suhu lingkungan berkaitan dengan proses fermentasi tempe. Produsen masih menggunakan cara konvensional pada proses fermentasi tempe, maka solusi untuk mengatasinya, yaitu dengan menggantikan cara konvensional (manual) tersebut menjadi otomatis agar suhu dan kelembapan pada proses fermentasi tetap terjaga. Berangkat dari keluhan UMKM produsen tempe di Bagusari maka pada abdimas dibuat mesin oven untuk pengendali suhu dan kelembapan pada proses fermentasi tempe dan dilengkapi modul Internet of Things sebagai upaya optimalisasi waktu produksi tempe. Dengan mesin oven diperoleh hasil bahwa fermentasi kedelai dengan massa 250 gram menggunakan alat lebih cepat 11,4 jam dibandingkan fermentasi konvensional, kedelai dengan massa 500 gram lebih cepat 7,7 jam, dan untuk kede-
lai dengan massa 750 gram lebih cepat 2,1 jam. Hasil fermentasi yang lebih cepat berdampak baik pada tingkat produksi tempe yang meningkat. Selain itu, produsen tempe dapat mengetahui berlangsungnya proses fermentasi secara real-time dan otomatis melalui smartphone.