Isi Artikel Utama

Abstrak

Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang keberadaannya selalu menjadi perhatian pemerintah selain padi dan juga cabai. Ironisnya, selain harga pupuk dan benih yang cukup mahal, petani masih harus berhadapan dengan harga jual yang rendah ketika panen raya tiba. Hal ini diakibatkan oleh resiko yang harus dihadapi jika harus disimpan dalam jangka waktu yang lama dan menunggu harga stabil (tinggi). Produk bawang merah bisa menjadi menyusut bahkan busuk. Berdasarkan alasan ini maka langkah yang diambil petani adalah segera menjual meskipun dengan harga rendah. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membuat alat penyimpan hasil panen bawang merah yang disebut dengan instore drying. Alat yang didesain dilengkapi dengan sirkulasi udara yang baik sehingga ruang penyimpanan memiliki tempertur dan kelembaban yang cukup agar bawang tidak mudah busuk. Untuk menjaga kondisi tersebut, ruang ini dilengkapi dengan sensor suhu, sensor kelembaban, serta actuator berupa pemanas dan kipas penyedot. Semua sensor dan actuator tersebut dioperasikan menggunakan sumber tegangan dari panel surya serta dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Kajang, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Dari kegiatan ini dihasilkan sebuah alat (ruang) penyimpanan bawanag merah hasil panen baik untuk bibit maupun yang akan dijual dengan kapasitas 500 kg. Melalui alat ini, petani tidak dirugikan karena bawang yang rusak. Sehingga petani tidak mengalami kerugian akibat kerusakan bawang karena proses penyimpanan.

Kata Kunci

Bawang merah Instore drying Panel surya Pengaturan temperatur

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Suyatno, S., Indarto, B. ., Fatimah, I., & Prajitno, G. . (2023). Sosialisasi Instore Drying Sebagai Upaya Penyimpanan Bawang Merah Terkontrol Berbasis Panel Surya di Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur. Sewagati, 7(5), 775–781. https://doi.org/10.12962/j26139960.v7i5.594

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama